Saturday, August 31, 2013
Sabda Hidup
Minggu, 01 September 2013
Hari Minggu Biasa XXII,
Hari Minggu Kitab Suci Nasional
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Sir. 3:17-18,20,28-29; Mzm. 68:4-5ac,6-7ab,10-11; Ibr. 12:18-19,22-24a; Luk. 14:1.7-14
Lukas 14:1.7-14
14:1 Pada suatu hari Sabat Yesus datang ke rumah salah seorang pemimpin dari orang-orang Farisi untuk makan di situ. Semua yang hadir mengamat-amati Dia dengan saksama.
14:7 Karena Yesus melihat, bahwa tamu-tamu berusaha menduduki tempat-tempat kehormatan, Ia mengatakan perumpamaan ini kepada mereka:
14:8 "Kalau seorang mengundang engkau ke pesta perkawinan, janganlah duduk di tempat kehormatan, sebab mungkin orang itu telah mengundang seorang yang lebih terhormat dari padamu,
14:9 supaya orang itu, yang mengundang engkau dan dia, jangan datang dan berkata kepadamu: Berilah tempat ini kepada orang itu. Lalu engkau dengan malu harus pergi duduk di tempat yang paling rendah.
14:10 Tetapi, apabila engkau diundang, pergilah duduk di tempat yang paling rendah. Mungkin tuan rumah akan datang dan berkata kepadamu: Sahabat, silakan duduk di depan. Dan dengan demikian engkau akan menerima hormat di depan mata semua tamu yang lain.
14:11 Sebab barangsiapa meninggikan diri, ia akan direndahkan dan barangsiapa merendahkan diri, ia akan ditinggikan."
14:12 Dan Yesus berkata juga kepada orang yang mengundang Dia: "Apabila engkau mengadakan perjamuan siang atau perjamuan malam, janganlah engkau mengundang sahabat-sahabatmu atau saudara-saudaramu atau kaum keluargamu atau tetangga-tetanggamu yang kaya, karena mereka akan membalasnya dengan mengundang engkau pula dan dengan demikian engkau mendapat balasnya.
14:13 Tetapi apabila engkau mengadakan perjamuan, undanglah orang-orang miskin, orang-orang cacat, orang-orang lumpuh dan orang-orang buta.
14:14 Dan engkau akan berbahagia, karena mereka tidak mempunyai apa-apa untuk membalasnya kepadamu. Sebab engkau akan mendapat balasnya pada hari kebangkitan orang-orang benar."
Renungan
Percaya diri. Ketika membaca perikop Luk. 14:1,7-14, saya terpaku pada kata percaya diri. Memang istilah tersebut tidak mewakili isi bacaan tersebut, namun ia mewakili sikap Yesus.
Kala itu Yesus diundang dalam perjamuan yang diadakan oleh orang Farisi. Umumnya tamu undangan adalah duduk, mendengarkan dan menikmati hidangan maupun pertunjukan-pertunjukkan yang ada. Yesus lain. Ia tidak seperti itu. Ia dengan penuh percaya diri berdiri, berbicara dan menyuguhkan ajaran-ajaran yang mengusik perilaku para pendengarNya.
Spontan saya membandingkan dengan situasi sekarang ini. Pada waktu pertemuan orang pun sering sulit diminta untuk memimpin doa apalagi kalau diminta memberikan kotbah. Ketika ditunjuk kepalanya digelengkan sambil berkata, "kok aku, aku tidak bisa, yang lain saja". Pada waktu sharing pun orang cenderung mendengarkan.
Menjadi murid Kristus mestinya mempunyai kepercayaan diri yang memadai dan selalu siap kapan pun dibutuhkan. Menjadi murid Kristus jangan imbas-imbis, namun percaya diri mengatakan apa yang mesti dikatakan dan melakukan apa yang mesti dikerjakan. Tak ada ketakutan demi menghadirkan Kerajaan Allah.
Kontemplasi
Pejamkan sejenak matamu. Ingatlah suatu peristiwa pertemuan lingkunganmu. Anda diminta memberikan renungan.
Refleksi
Tulislah kuat lemahnya kepercayaan dirimu sebagai murid Kristus.
Doa
Tuhan, semoga aku mempunyai kepercayaan diri menyampaikan kebenaran. Amin.
Perutusan
Aku akan makin percaya diri sebagai murid-murid Tuhan Yesus.
-selamat memasuki bulan Kitab Suci. Jangan lupa meluangkan waktu untuk membaca Kitab Suci.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment