- Adakah orang yang tidak memiliki nafsu birahi?
- Dalam hal nafsu birahi, hewan juga memiliki. Dari sini muncul soal apakah dalam hal birahi manusia sama saja dengan hewan.
1. Pertimbangan Psikologis
a. Paparan Bapak Pratiknya
Sebagai seorang psikolog, Pak Pratiknya merujuk kepada dua orang penulis. Yang pertama adalah Erich Fromm (1956) dalam buku The Art of Loving. Penulis kedua adalah Josef Pieper (1976) dalam buku About Love. Pak Pratik memulai paparannya dengan menunjuk kondisi dasar manusia, yaitu "keterpisahan" atau "kesendirian". Maka manusia memiliki kebutuhan dasar mengatasi keterpisahan/kesendirian itu. Ada 4 cara untuk hal ini: 1) Mencari kenikmatan (seks, narkoba, alkohol, judi dsb.); 2) Tunduk atau patuh pada kemauan pihak lain, sehingga menjadi kesatuan semu; 3) Kegiatan kreatif, dan ini tidak melibatkan kehadiran orang lain; 4) Cinta yang merupakan kesatuan interpersonal, lebur dalam kehadiran orang lain.
Dari 4 cara tersebut, cinta merupakan cara yang paling unggul. Namun cinta sejati bukan sebatas relasi dengan satu “objek” cinta tertentu, melainkan adalah sikap yang menentukan relasi kita dengan dunia pada umumnya. Maka, jika kita sungguh-sungguh mencintai seseorang, berarti kita pun mencintai semua orang, mencintai dunia, mencintai kehidupan. Objek tertentu cinta kita hanyalah merupakan sarana untuk mencintai semua, dunia, dan kehidupan. Dalam arti itulah kita bisa memilah cinta menurut objeknya:
- Cinta pada Sesama (brotherly love). Bentuk cinta asasi, berupa rasa tanggung jawab, peduli, hormat, penerimaan penuh pengertian terhadap sesama yang kita pandang sebagai sesama-setara.
- Cinta seorang Ibu (motherly love). Seperti cinta seorang ibu pada anak yang dilahirkannya, jenis cinta ini memiliki dua unsur: (1) rasa peduli dan tanggungjawab akan (keberlanjutan) kehidupan dan perkembangan orang yang kita cintai, khususnya yang lemah, yang tak berdaya (seperti kanak-kanak); dan (2) sikap yang mampu menumbuhkan dalam diri orang yang kita cintai rasa cinta pada kehidupan.
- Cinta Erotik. Hasrat untuk ber-satu tubuh dengan pribadi lain. Paling eksklusif sekaligus bisa deseptif alias menipu-menyesatkan, karena disalah-artikan sebagai keintiman sesaat dan berumur pendek.
- Cinta-diri. Sehat sepanjang merupakan bagian dari cinta pada sesama. Tidak sehat sepanjang merupakan egoisme.
- Cinta pada Tuhan. Cinta pada Tuhan tidak bisa dipisahkan dari pengalaman cinta Tuhan padaku. Jika Tuhan kualami sebagai Ayah, maka aku mencintaiNya sebagai Ayahku seperti Dia juga mencintaiku sebagai anakNya. Jika Tuhan kualami sebagai Ibu, maka aku mencintaiNya sebagai Ibuku seperti Dia juga mencintaiku sebagai anakNya. Jika Tuhan kualami sebagai Maha Kebaikan, maka cintaku kepadaNya kuwujudkan dalam segala bentuk perbuatan baik yang mengarah pada kehidupan bagiku dan bagi semua orang seperti Dia juga memberikan kehidupan dan kebaikan kepadaku."
b. Beberapa Soal Terkait Usia Tua
Dari penjelasan di atas ternyata muncul permasalahan berkaitan dengan masa tua.
- Pada umumnya penyakit prostrat dialami oleh lelaki. Hal ini ditengarahi karena ada "degenerasi" akibat usia tua. Kaum tua mengalami penurunan fisik maupun psikis. Ada kelakar yang mungkin perlu dipertimbangkan: Katanya kalau sudah tua "barangnya" (alat kelamin) jarang digunakan.
- Untuk menanggulangi daya yang menurun kaum tua sering menggunakan obat-obatan untuk berhubungan sex. Dalam hal ini dalam internet juga ada "sex toys". Namun hal seperti ini biasanya terjadi justru terjadi pada lelaki dengan perempuan lain yang bukan istrinya. Yang menjadi soal adalah apakah orang mengembangkan diri sehingga memiliki cinta yang berkembang. Seharusnya makin tua cinta orang makin bercorak agape.
- Ada kasus seorang ibu yang memahami kehendak sex suami yang masih berkobar. Dia justru memberi uang kepada suami untuk mendapatkan kepuasan sex dari perempuan lain. Dari segi moral ini justru menjadi batu ujian cinta. Suami-istri dalam hal ini tertantang untuk mengembangkan sikap saling melayani. Istri pun dengan keterbatasan kemampuannya harus melayani suami.
- Ada pula kondisi bahwa kemampuan sex masih cukup kuat dan "masih ingin" padahal tinggal sendiri entah lajang entah duda. Secara gampang sebaiknya orang seperti ini cari pasangan untuk menikah. Akan tetapi, apabila penghayatan cinta berkembang baik, dia akan memiliki cakrawala pelayanan kasih yang lebih luas sebagaimana penghayatan hidup membiara atau imamat.
2. Pertimbangan Iman
Sebagai pembelajaran iman, berbagai pertimbangan dan persoalan di atas harus dilihat juga dengan terang pegangan iman Gereja. Di sini ada beberapa kutipan Kitab Suci yang barangkali dapat menjadi pertimbangan.
a. Amsal 5:18-19
Diberkatilah kiranya sendangmu, bersukacitalah dengan isteri masa mudamu: rusa yang manis, kijang yang jelita; biarlah buah dadanya selalu memuaskan engkau, dan engkau senantiasa berahi karena cintanya.
b. Kidung Agung 1:2; 2:4; 8:6-7
Kiranya ia mencium aku dengan kecupan! Karena cintamu lebih nikmat dari pada anggur, ....... Telah dibawanya aku ke rumah pesta, dan panjinya di atasku adalah cinta. Taruhlah aku seperti meterai pada hatimu, seperti meterai pada lenganmu, karena cinta kuat seperti maut, kegairahan gigih seperti dunia orang mati, nyalanya adalah nyala api, seperti nyala api TUHAN! Air yang banyak tak dapat memadamkan cinta, sungai-sungai tak dapat menghanyutkannya. Sekalipun orang memberi segala harta benda rumahnya untuk cinta, namun ia pasti akan dihina.
c. 1 Yoh 4:7-8
Saudara-saudaraku yang kekasih, marilah kita saling mengasihi, sebab kasih itu berasal dari Allah; dan setiap orang yang mengasihi, lahir dari Allah dan mengenal Allah. Barangsiapa tidak mengasihi, ia tidak mengenal Allah, sebab Allah adalah kasih.
3. Kesimpulan
Dengan pertimbangan ilmu jiwa dan terang iman ada beberapa hal yang dapat diketengahkan dalam hal penghayatan sex. Barangkali ini dapat menjadi pegangan untuk menghayati kehidupan seks dengan cinta yang matang di masa tua.
- Cinta itu menjiwai segala hubungan lahiriah. Kaum muda pun harus belajar menghayati cinta lewat hubungan seks. Pada masa tua, cinta selayaknya menjadi matang sehingga seksualita menjadi salah satu unsur kemanusiaan untuk penghayatannya.
- Cinta itu luhur di atas segalanya. Segala kebutuhan hidup manusia termasuk seks bukanlah hal yang menentukan keluhuran manusia. Tanpa cinta manusia tidak memiliki makna hidup. Begitu pula dalam hal seksualita, tanpa cinta itu hanya menjadi nafsu yang sederajad dengan kehidupan binatang.
- Amat berkuasa seperti Allah. Kitab Suci menyebut cinta itu kuat seperti maut dan nyalanya seperti nyala api Tuhan. Makan kekuatan cinta itu sungguh bersifat ilahi. Cinta itu amat sangat kuat dan amat sangat menentukan serta tak terlawankan oleh apa pun dan siapa pun. Seks tanpa cinta hanya menjadi bentuk kelemahan dan kebusukan.
- Cinta itu adalah Allah sendiri. Ternyata pewahyuan Allah sebagai Persekutuan Tri Tunggal Mahakudus adalah penyataan bahwa Allah sendirilah Sang Cinta atau Sang Kasih. Hubungan suami istri dalam cinta menjadi misteri ilahi yang mewujudkan "hubungan Kristus dan jemaat" (Ef 5:32). Dalam iman hubungan sex suami istri justru menjadi kewajiban iman, karena dengan berkeluarga orang akan meninggalkan orang tuanya dan menghayati kesatuan daging dengan pasangannya (band Kej 2:24 dan Mat 19:4-6).
0 comments:
Post a Comment