Markus 9:2-10
9:2
Enam hari kemudian Yesus membawa Petrus, Yakobus dan Yohanes dan bersama-sama
dengan mereka Ia naik ke sebuah gunung yang tinggi. Di situ mereka sendirian
saja. Lalu Yesus berubah rupa di depan mata mereka,
9:3
dan pakaian-Nya sangat putih berkilat-kilat. Tidak ada seorangpun di dunia ini
yang dapat mengelantang pakaian seperti itu.
9:4
Maka nampaklah kepada mereka Elia bersama dengan Musa, keduanya sedang
berbicara dengan Yesus.
9:5
Kata Petrus kepada Yesus: "Rabi, betapa bahagianya kami berada di tempat
ini. Baiklah kami dirikan tiga kemah, satu untuk Engkau, satu untuk Musa dan
satu untuk Elia."
9:6
Ia berkata demikian, sebab tidak tahu apa yang harus dikatakannya, karena mereka
sangat ketakutan.
9:7
Maka datanglah awan menaungi mereka dan dari dalam awan itu terdengar suara:
"Inilah Anak yang Kukasihi, dengarkanlah Dia."
9:8
Dan sekonyong-konyong waktu mereka memandang sekeliling mereka, mereka tidak
melihat seorangpun lagi bersama mereka, kecuali Yesus seorang diri.
9:9
Pada waktu mereka turun dari gunung itu, Yesus berpesan kepada mereka, supaya
mereka jangan menceriterakan kepada seorangpun apa yang telah mereka lihat itu,
sebelum Anak Manusia bangkit dari antara orang mati.
9:10 Mereka memegang pesan tadi sambil
mempersoalkan di antara mereka apa yang dimaksud dengan "bangkit dari
antara orang mati."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, orang dapat mengenal sosok orang lain dari berbagai informasi yang diperoleh. Buku-buku biografi dapat menjadi pemberian informasi yang dipandang mendalam.
- Tampaknya, dengan adanya media sosial lewat alat-alat digital orang dapat menemukan sosok-sosok yang banyak dikenal orang. Dia dapat menjalin hubungan pertemanan misalnya lewat Face Book.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul akrab dengan kedalaman batin, sekalipun amat banyak informasi diperoleh dan bahkan sudah amat lama menjalin pertemanan lewat Face Book serta setiap hari omong-omong chating sehingga orang dapat merasa sudah mengetahui dan mengenal orang lain, itu baru menjadi gambaran ciptaan sendiri dan dia belum sampai pada pengenalan sejati tanpa perjumpaan pribadi yang membuatnya melihat secara langsung tampilan otentiknya. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati sekalipun sudah hidup lama serumah dengan orang tertentu orang harus selalu menjaga perjumpaan personal untuk tetap ada jalinan batin.
Ah, kalau sudah serumah dengan sendirinya akan
terjalin hubungan batin.
0 comments:
Post a Comment