Diterangkan/dibacakan pada hari Sabtu-Minggu, 10-11 Februari 2018
“MENGASIHI DENGAN KATA DAN PERBUATAN”
Yang sangat saya kasihi Anak-anak, Remaja, Kaum Muda, Ibu,
Bapak, Frater, Suster, Bruder, dan para Rama.
Berkah Dalem.
Kita akan memasuki masa
empat puluh hari sebelum Paskah (quadragesima)
yang kita namakan Masa Puasa dan Pantang dalam Masa Prapaskah.
Masa Prapaskah ini akan kita mulai pada Hari Rabu Abu,
14 Februari 2018 mendatang. Selama empat puluh hari, seluruh umat Katolik
mendapat kesempatan istimewa untuk secara terus menerus melakukan
gladi rohani atau retret agung, guna mengenangkan kembali atau menyiapkan
Baptis dan membina pertobatan serta melakukan amal kasih (bdk. Konstitusi
Liturgi 109).
Dalam Masa Prapaskah, kita akan membarui dan menyucikan diri
dengan olah kesalehan hidup dan mati raga yang dilandasi oleh pengharapan dan
syukur atas melimpahnya rahmat belas kasih Allah kepada kita, manusia yang
penuh dengan kerapuhan dan dosa. Secara pribadi dan bersama-sama, kita diajak
untuk kembali mengarahkan hidup kepada Allah dan ikut serta dalam usaha
membangun KerajaanNya, dimanapun kita berada. Pertobatan sejati mengundang kita
untuk berani mengubah perilaku dalam keutamaan hidup
kristiani, mengasah kepekaan sosial agar tergerak untuk berbelarasa dan
memperjuangkan keadilan, terutama bagi saudari-saudara yang menderita dan
berkekurangan. Sebab, “Berpuasa yang
Kukehendaki, ialah supaya engkau membuka belenggu-belenggu kelaliman, dan
melepaskan tali-tali kuk, supaya engkau memerdekakan orang yang teraniaya dan
mematahkan setiap kuk, supaya engkau memecah-mecah rotimu bagi orang yang lapar
dan membawa ke rumahmu orang miskin yang tak punya rumah, dan apabila engkau
melihat orang telanjang, supaya engkau memberi dia pakaian dan tidak
menyembunyikan diri terhadap saudaramu sendiri” (Yes 58:6-7).
Saudari-saudaraku yang terkasih.
Tuhan Yesus telah memberi teladan untuk senantiasa memiliki
hati yang penuh belas kasih dan peduli terhadap saudari-saudara kita yang
menderita, berkekurangan, dan tersingkir. Dalam bacaan Injil yang kita
dengarkan pada Hari Orang Sakit Sedunia ini,
Santo Markus (Mrk 1:40-45) menceritakan bagaimana Yesus tergerak hatiNya oleh
belas kasihan dan menyambut seorang kusta yang datang memohon kesembuhan
dariNya. Seperti kita ketahui, pada zaman Yesus, seorang kusta harus mengalami
nasib dikucilkan, dihina, dan disingkirkan dari masyarakat. Meskipun demikian, Tuhan
Yesus justru dengan sepenuh hati menyambut orang kusta tersebut: mengulurkan
tangan, menjamah orang itu, dan menyembuhkannya.
Sebagai murid-murid Kristus, kita pun diundang untuk memiliki
hati yang tergerak oleh belas kasih, menyambut dan merengkuh saudari-saudara
yang menderita, berkekurangan, dan terpinggirkan dari masyarakat. Untuk itulah,
dalam gerakan Aksi Puasa Pembangunan tahun 2018 ini, kita merenungkan tema “Mengasihi dengan Kata
dan Perbuatan”. Melalui permenungan ini, kita mau belajar
terlibat memberi dukungan pada orang lain, terutama dengan berbelarasa terhadap
saudari-saudara yang sangat membutuhkan. Semoga abu yang akan kita terima dalam
perayaan Hari Rabu Abu nanti, senantiasa mengingatkan kita akan
kerapuhan dan kedosaan kita. Bahkan lebih dari itu, mendorong untuk
senantiasa bersyukur atas kelimpahan rahmat belas kasih Allah yang memungkinkan
kita untuk mencari, menemukan, menyambut, dan merengkuh mereka yang sakit, menderita,
dan berkekurangan.
Seperti kita ketahui bersama bahwa hari Jumat, 16 Februari
2018, merupakan tahun baru Imlek, yang juga merupakan hari
pantang. Karena itu bagi umat Katolik yang akan merayakan tahun baru Imlek ini, saya ajak untuk menempatkan
perayaan syukur atas tahun baru ini dalam konteks dan semangat Prapaskah, yakni
pertobatan yang ditandai antara lain dengan puasa dan pantang. Kesempatan berkumpul
bersama keluarga dan sahabat pada hari Kamis atau
Jumat, tanggal 15 atau 16 Februari, serta perayaan Cap
Go Meh, hendaknya dihayati sebagai ungkapan rasa syukur atas rahmat
kehidupan yang Tuhan berikan. Selain itu juga menjadi kesempatan untuk
mewujudkan kasih kekeluargaan dan persaudaraan yang semakin nyata diantara
anggota keluarga dan para sahabat, dengan saling berbagi. Karena itu, hendaknya
perayaan tahun baru Imlek dirayakan dalam semangat berbagi berkah yang semakin
besar, khususnya bagi yang berkekurangan. Dengan cara ini kita ungkapkan kasih
bukan hanya dengan kata-kata saja, namun dengan perbuatan nyata.
Saudari-saudaraku yang terkasih,
Pada saat yang istimewa ini, saya berdoa untuk siapapun yang
sedang sakit, berkekurangan, menanggung beban kehidupan yang berat, difabel,
berkebutuhan khusus, dan lanjut usia. Selamat memasuki gladi rohani empat puluh
hari dengan tekun, setia, dan tenanan. Semoga Allah yang penuh
belas kasih senantiasa menyertai, meneguhkan, dan memberikan penghiburan.
Rahmat belas kasih Allah senantiasa melimpah bagi saudari-saudara
semua.
PERATURAN PUASA DAN
PANTANG TAHUN 2018
Mengacu pada Ketentuan Pastoral
Keuskupan Regio Jawa tahun 2016, pasal 138 no. 2.b tentang hari tobat,
peraturan puasa dan pantang bagi umat katolik KAS ditetapkan sebagai berikut:
1.
Hari puasa tahun 2018 ini dilangsungkan
pada hari Rabu Abu tanggal 14
Februari 2018, dan Jumat Agung
tanggal 30 Maret 2018. Hari pantang dilangsungkan pada hari Rabu Abu dan tujuh
Jumat selama masa Prapaskah sampai dengan Jumat Agung.
2.
Yang wajib berpuasa ialah semua orang
Katolik yang berumur antara 18 tahun sampai dengan awal tahun ke-60. Yang wajib
berpantang ialah semua orang Katolik yang telah berumur genap 14 tahun.
3.
Puasa dalam arti hukum, berarti makan
kenyang hanya sekali dalam sehari. Pantang dalam arti hukum, berarti tidak
makan daging atau makanan lain yang disukai.
4.
Karena peraturan puasa dan pantang cukup
ringan, maka kami anjurkan, agar secara pribadi atau bersama-sama (misalnya
dalam keluarga, lingkungan/wilayah, atau komunitas pastoran/biara/semi-nari),
menetapkan cara puasa dan pantang yang dirasakan lebih sesuai dengan semangat
tobat dan mati raga yang ingin dinyatakan. Sebagai sikap pertobatan nyata,
beberapa hal yang sangat kami anjurkan untuk dibuat, antara lain:
a.
Dalam keluarga, pertemuan lingkungan
atau paguyuban, dicari bentuk-bentuk puasa dan pantang yang cocok dengan
jenjang usia, sebagai bagian dari pembinaan iman: usia dini dan anak, remaja
dan orang muda, dewasa dan usia lanjut.
b.
Selama empatpuluh hari dalam masa
Prapaskah, secara pribadi atau secara bersama-sama dalam keluarga atau
komunitas biara/pastoran/seminari, memilih tindakan tobat yang lebih berdaya
guna untuk mewujudkan tindakan kasih.
c.
Menentukan wujud gerakan solidaritas, entah
yang berupa gerakan amal/karitatif ataupun pemberdayaan yang berdampak luas
bagi perwujudan belarasa dan upaya keutuhan alam semesta, serta bagi masyarakat
sekitar.
d.
Hendaknya diusahakan agar setiap orang Katolik,
baik secara pribadi maupun bersama-sama, mengusahakan pembaruan hidup rohani,
misalnya dengan rekoleksi, retret, gladi rohani, ibadat jalan salib, ziarah, pengakuan
dosa, meditasi, dan adorasi.
5.
Salah satu ungkapan tobat bersama dalam
masa Prapaska ialah Aksi Puasa Pembangunan (APP), yang diharapkan mempunyai
nilai dan dampak untuk pembaruan pribadi, peningkatan solidaritas pada tingkat
paroki, keuskupan, dan nasional. Tema APP tahun 2018 ini adalah: “Mengasihi dengan Kata dan Perbuatan” sebagaimana
diuraikan dalam buku-buku yang diterbitkan oleh Panitia APP Keuskupan Agung
Semarang.
6.
Terkait dengan parayaan tahun baru Imlek 2018, saya anjurkan
beberapa hal berikut:
a.
Jumat, 16 Februari 2018, sebagai tahun
baru Imlek tetap kita perlakukan sebagai hari
pantang. Maka bagi umat Katolik
KAS yang merayakan Tahun Baru Imlek, hendaknya tetap melakukan pantang
pada hari itu atau, jika tidak memungkinkan,
hendaknya melakukan pantang pada hari lain sebagai pengganti.
b.
Umat Katolik
KAS diperkenankan merayakan Ekaristi
Syukur Tahun Baru Imlek pada hari Jumat, 16 Februari 2018, atau
hari-hari setelahnya dengan
tetap mengindahkan ketentuan liturgi
masa Prapaskah, dan tetap mengembangkan semangat berbelarasa
dan berbagi rezeki, khususnya kepada saudari-saudara kita yang miskin,
menderita, tersingkir dan berkebutuhan khusus.
Salam, doa, dan berkah Dalem
2 Februari 2018, pada Pesta Yesus dipersembahkan di kenisah.
Uskup Agung Keuskupan Agung Semarang
0 comments:
Post a Comment