Rosalie Rendu, Giovani Triora, Anselmus Polanco, Koleta dr Corbie
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
1Raj. 10:1-10; Mzm. 37:5-6,30-31,39-40; Mrk. 7:14-23. BcO Kej. 43:1-7,26-34.
1Raj. 10:1-10; Mzm. 37:5-6,30-31,39-40; Mrk. 7:14-23. BcO Kej. 43:1-7,26-34.
Nas Injil:
14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. 15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” 16 (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) 17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. 18 Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, 19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. 20 Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, 21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, 22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
14 Lalu Yesus memanggil lagi orang banyak dan berkata kepada mereka: “Kamu semua, dengarlah kepada-Ku dan camkanlah. 15 Apapun dari luar, yang masuk ke dalam seseorang, tidak dapat menajiskannya, tetapi apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya.” 16 (Barangsiapa bertelinga untuk mendengar hendaklah ia mendengar!) 17 Sesudah Ia masuk ke sebuah rumah untuk menyingkir dari orang banyak, murid-murid-Nya bertanya kepada-Nya tentang arti perumpamaan itu. 18 Maka jawab-Nya: “Apakah kamu juga tidak dapat memahaminya? Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, 19 karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang di jamban?” Dengan demikian Ia menyatakan semua makanan halal. 20 Kata-Nya lagi: “Apa yang keluar dari seseorang, itulah yang menajiskannya, 21 sebab dari dalam, dari hati orang, timbul segala pikiran jahat, percabulan, pencurian, pembunuhan, 22 perzinahan, keserakahan, kejahatan, kelicikan, hawa nafsu, iri hati, hujat, kesombongan, kebebalan. 23 Semua hal-hal jahat ini timbul dari dalam dan menajiskan orang.”
Percikan Nas
Saya terngiang dengan kata-kata Yesus ini: “Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang ke jamban?” (Mrk 7:18-19).
Pada masa sekarang ini kita seperti kebanjiran informasi. Dalam tidur pun kita bisa mendapatkan informasi. Apakah informasi-informasi tersebut, benar atau salah, bisa menajiskan kita? Kiranya informasi tersebut pada dasarnya adalah informasi yang kita terima sebagai informasi. Dia netral. Hal tersebut akan menjadi najis atau tidak tergantung pada apa yang kita keluarkan. Kuncinya ada pada diri kita masing-masing. Maka sungguh terhadap informasi-informasi tersebut kita tidak tergesa-gesa share. Kita perlu saring terlebih dahulu, baru sharing.
Bagaimana kita menyikapi aneka informasi yang kita terima?
Saya terngiang dengan kata-kata Yesus ini: “Tidak tahukah kamu bahwa segala sesuatu dari luar yang masuk ke dalam seseorang tidak dapat menajiskannya, karena bukan masuk ke dalam hati tetapi ke dalam perutnya, lalu dibuang ke jamban?” (Mrk 7:18-19).
Pada masa sekarang ini kita seperti kebanjiran informasi. Dalam tidur pun kita bisa mendapatkan informasi. Apakah informasi-informasi tersebut, benar atau salah, bisa menajiskan kita? Kiranya informasi tersebut pada dasarnya adalah informasi yang kita terima sebagai informasi. Dia netral. Hal tersebut akan menjadi najis atau tidak tergantung pada apa yang kita keluarkan. Kuncinya ada pada diri kita masing-masing. Maka sungguh terhadap informasi-informasi tersebut kita tidak tergesa-gesa share. Kita perlu saring terlebih dahulu, baru sharing.
Bagaimana kita menyikapi aneka informasi yang kita terima?
Doa:
Tuhan semoga aku makin dewasa dalam memilah informasi yang kuterima. Semoga aku mampu menjaga diriku sehingga tidak mengeluarkan sesuatu yang najis. Amin.
(goeng)
Tuhan semoga aku makin dewasa dalam memilah informasi yang kuterima. Semoga aku mampu menjaga diriku sehingga tidak mengeluarkan sesuatu yang najis. Amin.
(goeng)
0 comments:
Post a Comment