Arnoldus Janssen, Fransiskus Fernandez de Capilas, Alosius Variara,, Maurus dan Plasidus
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Ibr. 2:5-12; Mzm. 8:2a,5, 6-7, 8-9; Mrk. 1:21b-28. BcO Rm. 1:18-32.
Nas Injil:
21 Mereka tiba di Kapernaum. Setelah hari Sabat mulai, Yesus segera masuk ke dalam rumah ibadat dan mengajar. 22 Mereka takjub mendengar pengajaran-Nya, sebab Ia mengajar mereka sebagai orang yang berkuasa, tidak seperti ahli-ahli Taurat. 23 Pada waktu itu di dalam rumah ibadat itu ada seorang yang kerasukan roh jahat. Orang itu berteriak: 24 "Apa urusan-Mu dengan kami, hai Yesus orang Nazaret? Engkau datang hendak membinasakan kami? Aku tahu siapa Engkau: Yang Kudus dari Allah." 25 Tetapi Yesus menghardiknya, kata-Nya: "Diam, keluarlah dari padanya!"
26 Roh jahat itu menggoncang-goncang orang itu, dan sambil menjerit dengan suara nyaring ia keluar dari padanya. 27 Mereka semua takjub, sehingga mereka memperbincangkannya, katanya: "Apa ini? Suatu ajaran baru. Ia berkata-kata dengan kuasa. Roh-roh jahatpun diperintah-Nya dan mereka taat kepada-Nya." 28 Lalu tersebarlah dengan cepat kabar tentang Dia ke segala penjuru di seluruh Galilea.
Percikan Nas:
Masing-masing dari kita mempunyai warna suara yang khas. Ada yang bersuara tinggi melengking sampai yang rendah dalam. Warna suara ini menjadi kekhasan setiap manusia. Dari suaranya pun kita bisa mengenal siapa yang lagi berbicara. Apa pun warna suaranya kala kata yang diucapkan berangkat dari kedalaman hati akan menggetarkan mereka yang mendengarnya.
Suara Yesus begitu berwibawa. Kata-katanya bisa membius mereka yang mendengarnya. Bahkan kuasa jahat pun tunduk pada-Nya. Mereka yang diperintah akan mengikuti. Ia bersabda dari dasar batin-Nya yang terdalam.
Kita pun dianugerahi suara untuk berbicara. Kita diberi kemungkinan untuk menata kata kita agar bermakna. Rangkaian kata yang keluar dari kasih terdalam kita pun akan menggetarkan mereka yang mendengar. Maka marilah kita tata kata dan kalimat kita dengan baik. Apa yang kita tata kita keluarkan dengan yakin agar meyakinkan sesama kita.
Doa:
Bapa kami percaya Engkau memberi rahmat pada kami untuk berkata penuh makna. Putera-Mu bersabda dengan penuh daya. Semoga kata dan kalimat kami pun berdaya. Amin.
Kata berdaya
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment