Ketika Bu Rini datang, Mbak Tri sudah selesai menggoreng telur dadar gulung untuk tambahan menu santap malam. Itu adalah hari Sabtu sore 2 Februari 2019. Bu Rini membawa beberapa macam snak yang kemudian ditata di meja yang sudah disediakan oleh karyawan Domus. Kursi-kursi juga sudah tertata di teras depan aula kecil hingga depan kamar Rm. Bambang. Soundsystem yang dipakai pada pagi hari untuk Misa Sabtu Imam masih berada di tempat sama. "Rama, tamune pun wiwit enten sing dhateng" (Rama, sudah ada tamu yang mulai datang) kata salah satu karyawan. Rm. Bambang melihat jam masih sekitar setengah jam dari rencana kedatangan pada jam 16.00. Dia segera ke kamar mandi mengguyur badan dan cepat-cepat berpakaian. "Mangga, ngunjuk-ngunjuk lan dhahar nyamikan rumiyin" (Silahkan minum dan menikmati snak) Rm. Bambang berkata ketika sudah keluar menjumpai para tamu. Para tamupun kemudian secara swalayan mengambil dan menikmati hidangan kecil.
Pada jam 15.50 acara santai duduk-duduk di teras dimulai. Rm. Harto dan Rm. Tri Hartono ikut menyambut. Rm. Yadi sudah bersiap-siap ke Kapel Kleben, Paroki Klepu, karena setiap malam Minggu Pertama dan Ketiga memimpin misa di sana. Para tamu yang datang ada 32 orang termasuk anak-anak. Mereka adalah umat Lingkungan Vincentius, Paroki Baciro. "Rama, niki enten oleh-oleh kados pesenane Rama. Ning mboten sedaya XXL, margi onten sing maringi ukuran XL" (Rama, ini ada oleh-oleh sesuai pesanan dari Rama. Tetapi tidak semuanya XXL, sebab ada yang memberi ukuran XL) Pak Bambang, Sang Ketua Lingkungan, berkata tentang oleh-oleh di tengah-tengah kata-kata pembuka. Rm. Bambang menanggapi "Mboten napa-napa. Sing XL ngge nambah persediaan butuhe rama-rama sanes. Sing butuh XXL kula, kok. Mergi yen nggangge XL dadi ngampret. Lan butuh kula mung yen pas kedah kesah wayah enjing" (Tidak masalah. Yang XL untuk menambah persediaan kebutuhan rama-rama lain. Yang membutuhkan XXL adalah saya, sebab kalau pakai XL jadi ngampret. Dan itu saya butuhkan kalau harus pergi pagi hari). Omongan Pak Bambang dan Rm. Bambang membuat para tamu tertawa-tawa karena yang dibicarakan adalah oleh-oleh berupa pempers.
Dalam omong-omong santai itu memang muncul pertanyaan-pertanyaan dari para tamu. Rm. Bambang secara bergantian meminta Rm. Harto dan Rm. Tri Hartono untuk menjawab dengan bantuan mikropon sehingga suara dapat didengar oleh semua. Menjelang jam 17.00 semua masuk Kapel untuk merayakan Misa Minggu. Mas Handoko sudah tampak dan siap mengambil santap malam yang dipesan dari warung. Para tamu sudah menyiapkan petugas lektor dan nyanyian. Pada waktu misa Rm. Ria bergabung. Di dalam misa ada kolekte yang kemudian diserahkan untuk tambahan kas Domus. Seusai misa para tamu menikmati makan bersama. Menu yang disajikan adalah nasi goreng, bakmi goreng, dan bakmi godhog. Telur yang digoreng Mbak Tri jadi tambahan lauk.
Para rama memang berada di kamar makan. Ada peristiwa kecil yang membuat tertawa Rm. Tri Hartono, Rm. Harto, dan dua karyawan yang melayani di kamar makan. Rm. Ria berkata pada Rm. Bambang "Misane kok suwe banget. Loro setengah jam!" (Mengapa misa berlangsung lama sekali. Dua setengah jam!). Rm. Bambang yang melihat jam ketika selesai misa menunjuk angka 06.05 menjawab "Lho, rak mung sakjam limang menit, ta?" (Bukankah hanya satu jam lima menit?). Rm. Ria masih berkata "Wiwite wae jam papat kok" (Bukankah mulainya jam empat sore). Rm. Ria memang sudah sering mengalami disorientasi waktu. Pagi dikira sore. Sore dikira pagi. Dalam mempimpin misa juga sering muncul kekacauan yang sering membuat Rm. Yadi mengomel.
0 comments:
Post a Comment