Hari Minggu Biasa VI
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Yer. 17:5-8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; 1Kor. 15:12,16-20; Luk. 6:17,20-26. BcO 1Kor. 6:12-20.
Nas Injil:
17 Lalu Ia turun dengan mereka dan berhenti pada suatu tempat yang datar: di situ berkumpul sejumlah besar dari murid-murid-Nya dan banyak orang lain yang datang dari seluruh Yudea dan dari Yerusalem dan dari daerah pantai Tirus dan Sidon. 20 Lalu Yesus memandang murid-murid-Nya dan berkata: "Berbahagialah, hai kamu yang miskin, karena kamulah yang empunya Kerajaan Allah. 21 Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini lapar, karena kamu akan dipuaskan. Berbahagialah, hai kamu yang sekarang ini menangis, karena kamu akan tertawa. 22 Berbahagialah kamu, jika karena Anak Manusia orang membenci kamu, dan jika mereka mengucilkan kamu, dan mencela kamu serta menolak namamu sebagai sesuatu yang jahat. 23 Bersukacitalah pada waktu itu dan bergembiralah, sebab sesungguhnya, upahmu besar di sorga; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan para nabi. 24 Tetapi celakalah kamu, hai kamu yang kaya, karena dalam kekayaanmu kamu telah memperoleh penghiburanmu. 25 Celakalah kamu, yang sekarang ini kenyang, karena kamu akan lapar. Celakalah kamu, yang sekarang ini tertawa, karena kamu akan berdukacita dan menangis. 26 Celakalah kamu, jika semua orang memuji kamu; karena secara demikian juga nenek moyang mereka telah memperlakukan nabi-nabi palsu."
Percikan Nas:
Harta, kecerdasan, kemudahan memang menjadi kerinduan banyak orang. Ada banyak orang yang mengejar itu, ada pula yang mewarisi itu dari leluhurnya. Semua itu bersifat sementara dan perlu terus diperjuangkan sampai akhir hidup, tanpa harus meninggalkan kemanusiaannya dan kesadarannya sebagai orang beriman.
Tuhan hari ini menyampaikan sabda bahagia dan kutukan celaka. Pada mereka yang berjuang karena kesulitan, untuk hidup dan karena mengimani-Nya pada saatnya akan mendapatkan rahmat dan berkat. Sebaliknya mereka yang merasa puas dengan apa yang ada tanpa menjaga dan mengembangkannya akan mengalami celaka.
Hidup ini rahmat sekaligus perjuangan. Tuhan memang menganugerahkan rahmat yang mencukupi bagi hidup kita. Siapapun dari kita telah diberi rahmat untuk hidup. Namun demikian kita tidak boleh abai menjaga dan menumbuhkan rahmat itu dalam perjuangan harian kita. Rahmat itu bisa tak terasa dan makin hilang kalau kita tidak memeliharanya. Hanya mereka yang menjaga dan memperjuangkan rahmat tersebut yang akan bahagia pada waktunya.
Doa:
Tuhan berkatilah kami dengan rahmat-Mu. Kami akan menjaga dan mengembangkan rahmat-Mu dalam perjuangan hidup harian kami. Semoga kami tidak malas. Amin.
Memelihara rahmat
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment