Hari biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Sir. 1:1-10; Mzm. 93:1ab,1c-2,5; Mrk. 9:14-29. BcO 1Kor. 11:2-16.
Nas Injil:
14 Ketika Yesus, Petrus, Yakobus dan Yohanes kembali pada murid-murid lain, mereka melihat orang banyak mengerumuni murid-murid itu, dan beberapa ahli Taurat sedang mempersoalkan sesuatu dengan mereka. 15 Pada waktu orang banyak itu melihat Yesus, tercenganglah mereka semua dan bergegas menyambut Dia. 16 Lalu Yesus bertanya kepada mereka: "Apa yang kamu persoalkan dengan mereka?" 17 Kata seorang dari orang banyak itu: "Guru, anakku ini kubawa kepada-Mu, karena ia kerasukan roh yang membisukan dia. 18 Dan setiap kali roh itu menyerang dia, roh itu membantingkannya ke tanah; lalu mulutnya berbusa, giginya bekertakan dan tubuhnya menjadi kejang. Aku sudah meminta kepada murid-murid-Mu, supaya mereka mengusir roh itu, tetapi mereka tidak dapat." 19 Maka kata Yesus kepada mereka: "Hai kamu angkatan yang tidak percaya, berapa lama lagi Aku harus tinggal di antara kamu? Berapa lama lagi Aku harus sabar terhadap kamu? Bawalah anak itu ke mari!" 20 Lalu mereka membawanya kepada-Nya. Waktu roh itu melihat Yesus, anak itu segera digoncang-goncangnya, dan anak itu terpelanting ke tanah dan terguling-guling, sedang mulutnya berbusa. 21 Lalu Yesus bertanya kepada ayah anak itu: "Sudah berapa lama ia mengalami ini?" Jawabnya: "Sejak masa kecilnya. 22 Dan seringkali roh itu menyeretnya ke dalam api ataupun ke dalam air untuk membinasakannya. Sebab itu jika Engkau dapat berbuat sesuatu, tolonglah kami dan kasihanilah kami." 23 Jawab Yesus: "Katamu: jika Engkau dapat? Tidak ada yang mustahil bagi orang yang percaya!" 24 Segera ayah anak itu berteriak: "Aku percaya. Tolonglah aku yang tidak percaya ini!" 25 Ketika Yesus melihat orang banyak makin datang berkerumun, Ia menegor roh jahat itu dengan keras, kata-Nya: "Hai kau roh yang menyebabkan orang menjadi bisu dan tuli, Aku memerintahkan engkau, keluarlah dari pada anak ini dan jangan memasukinya lagi!" 26 Lalu keluarlah roh itu sambil berteriak dan menggoncang-goncang anak itu dengan hebatnya. Anak itu kelihatannya seperti orang mati, sehingga banyak orang yang berkata: "Ia sudah mati." 27 Tetapi Yesus memegang tangan anak itu dan membangunkannya, lalu ia bangkit sendiri. 28 Ketika Yesus sudah di rumah, dan murid-murid-Nya sendirian dengan Dia, bertanyalah mereka: "Mengapa kami tidak dapat mengusir roh itu?" 29 Jawab-Nya kepada mereka: "Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa."
Percikan Nas:
Sering kita berada dalam situasi yang rumit dan sulit diurai. Ketika melangkahkan langkah untuk mengurai kerumitan itu malah semakin parah. Kondisi itu membuat lelah dan bisa membawa pada keputusasaan.
Para murid merasa gagal karena tidak mampu membebaskan anak dari kuasa setan. Orang-orang pun ragu. Di hadapan Yesus setan itu takut dan tunduk. Ketika para murid bertanya kepada Yesus mengapa mereka gagal, Yesus menjawab, “Jenis ini tidak dapat diusir kecuali dengan berdoa” (Mrk 9:29).
Untuk mengurai sesuatu butuh suasana batin yang tenang. Untuk mengusir setan butuh keheningan doa. Kadang kita lupa bahwa doa membawa kita pada kepercaayan dengan Allah juga membantu kita menuju keheningan. Bahkan ada yang meremehkan, “Wong ada masalah kok disuruh doa.” Mungkin memang doa bukan jawaban atas masalah, namun doa membantu kita untuk bisa melihat persoalan secara jernih dan mengakui karya Tuhan yang bekerja. Mari tekun dalam doa.
Doa:
Tuhan pada-Mu ada banyak rahmat. Kadang kami buntu menghadapi masalah. Kami bersujud di hadapan-Mu, memohon pertolongan-Mu. Pada-Mu tidak ada yang tidak mungkin. Amin.
Doa dan masalah
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment