Peringatan Wajib St. Paulus Miki
warna liturgi Merah
Bacaan-bacaan:
Ibr. 12: 4-7,11-15; Mzm. 103:1-2,13-14,17-18a; Mrk. 6:1-6; BcO Rm. 14:1-23.
Nas Injil:
1 Kemudian Yesus berangkat dari situ dan tiba di tempat asal-Nya, sedang murid-murid-Nya mengikuti Dia. 2 Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya? 3 Bukankah Ia ini tukang kayu, anak Maria, saudara Yakobus, Yoses, Yudas dan Simon? Dan bukankah saudara-saudara-Nya yang perempuan ada bersama kita?" Lalu mereka kecewa dan menolak Dia. 4 Maka Yesus berkata kepada mereka: "Seorang nabi dihormati di mana-mana kecuali di tempat asalnya sendiri, di antara kaum keluarganya dan di rumahnya." 5 Ia tidak dapat mengadakan satu mujizatpun di sana, kecuali menyembuhkan beberapa orang sakit dengan meletakkan tangan-Nya atas mereka. 6 Ia merasa heran atas ketidakpercayaan mereka. (6-6b) Lalu Yesus berjalan keliling dari desa ke desa sambil mengajar.
Percikan Nas:
Sering kita kagum dengan orang yang mampu mengajar, menyampaikan materi dan berkotbah dengan baik. Kata-kata mereka mengalir memikat. Gerak-gerik mereka mematri pandangan mata kita. Tidak sedikit orang yang terpana ketika mereka berbicara.
Banyak orang pun terpesona kala Yesus mengajar. Bahkan mereka pun takjub, “Pada hari Sabat Ia mulai mengajar di rumah ibadat dan jemaat yang besar takjub ketika mendengar Dia dan mereka berkata: "Dari mana diperoleh-Nya semuanya itu? Hikmat apa pulakah yang diberikan kepada-Nya? Dan mujizat-mujizat yang demikian bagaimanakah dapat diadakan oleh tangan-Nya?” (Mrk 6:2). Namun sayang kekaguman mereka ini luntur kala mengingat asal-usul Yesus.
Kiranya pada masa-masa tertentu kita pun bisa membuat orang lain terpesona. Kapan itu bisa terjadi? Hal itu bisa terjadi kala kita sadar maupun tidak sadar. Kala sadar yaitu kala kita sungguh menyiapkan materi yang mau kita sampaikan dan membatinkannya. Dengan begitu apa yang kita katakan sungguh keluar dari hati kita. Kala tidak sadar yaitu kita seakan mengalami situasi trans sehingga ada kuasa yang menuntun hadirnya kata-kata kita.
Doa:
Tuhan Engkau selalu menjaga putera-puteri-Mu yang mau berbuat baik. Sudilah kiranya Engkau pun hadir membantu kami ketika kami hendak berbicara di hadapan banyak orang. Amin.
Kata mempesona
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment