St. Petrus Damianus
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Kej. 9:1-13; Mzm. 102:16-18,19-21,29,22-23; Mrk. 8:27-33. BcO 1Kor. 9:1-18.
Nas Injil:
27 Kemudian Yesus beserta murid-murid-Nya berangkat ke kampung-kampung di sekitar Kaisarea Filipi. Di tengah jalan Ia bertanya kepada murid-murid-Nya, kata-Nya: "Kata orang, siapakah Aku ini?" 28 Jawab mereka: "Ada yang mengatakan: Yohanes Pembaptis, ada juga yang mengatakan: Elia, ada pula yang mengatakan: seorang dari para nabi." 29 Ia bertanya kepada mereka: "Tetapi apa katamu, siapakah Aku ini?" Maka jawab Petrus: "Engkau adalah Mesias!" 30 Lalu Yesus melarang mereka dengan keras supaya jangan memberitahukan kepada siapapun tentang Dia. 31 Kemudian mulailah Yesus mengajarkan kepada mereka, bahwa Anak Manusia harus menanggung banyak penderitaan dan ditolak oleh tua-tua, imam-imam kepala dan ahli-ahli Taurat, lalu dibunuh dan bangkit sesudah tiga hari. 32 Hal ini dikatakan-Nya dengan terus terang. Tetapi Petrus menarik Yesus ke samping dan menegor Dia. 33 Maka berpalinglah Yesus dan sambil memandang murid-murid-Nya Ia memarahi Petrus, kata-Nya: "Enyahlah Iblis, sebab engkau bukan memikirkan apa yang dipikirkan Allah, melainkan apa yang dipikirkan manusia."
Percikan Nas:
Banyak orang di desa mengatakan, “Sekarang ini sulit meminta anak pergi ke ladang atau sawah. Daripada pergi mending membayari orang.” Ya fenomena ini memang makin hari makin kental. Orang makin tidak tertarik bahkan tidak mau lagi menggarap ladang atau sawahnya. Mereka lebih senang bekerja di kota daripada harus berkebun atau bertani.
Dalam dialog dengan para murid-Nya Yesus menunjukkan apa yang harus Ia alami sebagai Mesias. Ia harus menderita sengsara dan wafat. Jalan perutusan-Nya berat. Walau berat Ia tidak mundur atau melarikan diri. Ia akan menjalaninya dengan penuh kesetiaan.
Di tengah jaman orang mencari gampang memang butuh dorongan untuk mau bekerja keras. Mereka yang bekerja keras dengan cerdas akan membuahkan hasil yang mengagumkan. Ada kisah-kisah orang muda yang kembali ke desa untuk serius menggarap sawah dan ladangnya. Pada mereka ada kisah-kisah keberhasilan yang menggembirakan. Untuk mencapai sesuatu mustahil tanpa perjuangan dan pengorbanan.
Doa:
Tuhan tumbuhkanlah semangat kami untuk terus berjuang dan rela berkorban. Kami yakin Engkau memberkati mereka yang mau berjuang. Amin.
Berjuang dan berkorban
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment