Hari biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Sir. 5:1-8; Mzm. 1:1-2,3,4,6; Mrk. 9:41-50. BcO 1Kor. 12:12-31.
Nas Injil:
41 Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya." 42 "Barangsiapa menyesatkan salah satu dari anak-anak kecil yang percaya ini, lebih baik baginya jika sebuah batu kilangan diikatkan pada lehernya lalu ia dibuang ke dalam laut. 43 Dan jika tanganmu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan tangan kudung dari pada dengan utuh kedua tanganmu dibuang ke dalam neraka, ke dalam api yang tak terpadamkan; 44 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 45 Dan jika kakimu menyesatkan engkau, penggallah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam hidup dengan timpang, daripada dengan utuh kedua kakimu dicampakkan ke dalam neraka; 46 (di tempat itu ulatnya tidak akan mati, dan apinya tidak akan padam.) 47 Dan jika matamu menyesatkan engkau, cungkillah, karena lebih baik engkau masuk ke dalam Kerajaan Allah dengan bermata satu dari pada dengan bermata dua dicampakkan ke dalam neraka, 48 di mana ulat-ulat bangkai tidak mati dan api tidak padam. 49 Karena setiap orang akan digarami dengan api. 50 Garam memang baik, tetapi jika garam menjadi hambar, dengan apakah kamu mengasinkannya? Hendaklah kamu selalu mempunyai garam dalam dirimu dan selalu hidup berdamai yang seorang dengan yang lain."
Percikan Nas:
Luar biasa janji Tuhan, “barangsiapa memberi kamu minum secangkir air oleh karena kamu adalah pengikut Kristus, ia tidak akan kehilangan upahnya” (Mrk 9:41). Mereka yang berbaik hati kepada pengikut Kristus tidak akan kehilangan upahnya. Tuhan memberikan ganjaran kepada mereka.
Selain janji Tuhan juga menuntut kita untuk hidup lurus dan tidak menyesatkan atau pun tersesat. Kalau tangan, kaki dan mata kita membuat tersesat maka lebih baik kita melepasnya dan hanya punya satu masuk surga. Tuntutan ini sangat optimal. Tuhan tidak ingin satupun anak-Nya tersesat.
Anak Tuhan yang tak tersesat ini mesti selalu menjadi garam yang memberi rasa. Ia mesti selalu membawa garam dan selalu hidup dalam damai dengan sesama.
Kalimat-kalimat Tuhan sangat jelas. Memang kita mempunyai kelemahan yang bisa membawa kita jatuh. Tapi kita juga mempunyai kekuatan untuk bangkit dan memulai lagi secara baru. Tuhan memang maharahim, namun bukan berarti kita bisa santai-santai dalam dosa. Kita mesti selalu segera mengarah pada Tuhan.
Doa:
Ya Yesus yang maha kudus, luruskanlah jalan hidup kami. Jagailah kami agar tidak menyimpang dari jalan-Mu apalagi tersesat. Engkau adalah penuntun jalan kami. Amin.
Dalam Jalan Tuhan
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment