diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 2405 Diterbitkan: 29 June 2017 Diperbaharui: 21 October 2019
- Perayaan24 Oktober
5 November (Pesta bersama para Martir Albania) - Lahir12 Maret 1928
- Kota asalDesa Ndërfushaz, Distrik Mirdita, Albania
- WafatMartir | Tewas pada tanggal 24 Oktober 1950 di rumah sakit Shkodër setelah disiksa selama berbulan-bulan di penjara Shkodër oleh Rezim Komunis
- Venerasi26 April 2016 oleh Paus Fransiskus (Decree of martyrdom)
- Beatifikasi5 November 2016 oleh Paus Fransiskus. Misa beatifikasi digelar di Kathedral Shkodër, Albania yang dipimpin oleh Kardinal Angelo Amato
Beata Maria Tuci adalah calon postulan Suster Fransikan dan salah seorang dari 38 Martir Albania. Ia adalah puteri pasangan Nikoll Mark Tuci dan Dila Fusha yang lahir pada 12 Maret 1928 di desa Ndërfushaz, distrik Mirdita, Albania. Maria disekolahkan di sekolah Katolik yang dikelola oleh para suster Fransiskan. Pola hidup rohani dari para suster yang mendidiknya ternyata sangat berkesan dalam diri Maria. Sejak kecil ia telah bercita-cita untuk menjadi biarawati.
Pada tahun 1946 Maria menyelesaikan pendidikannya dan bekerja sebagai seorang guru. Namun ia tidak pernah melupakan cita-cita masa kecilnya. Ia selalu ingin menjadi seorang biarawati. Karena itu sambil tetap bekerja di sekolah, Maria juga mengajukan lamaran untuk menjadi biarawati di biara Suster Fransiskan Stigmatis. Pada masa ini Maria diketahui sering menggunakan gajinya untuk membayar uang sekolah bagi anak-anak di kelasnya. Dia juga diketahui sering berjalan kaki enam sampai tujuh kilometer untuk mengikuti perayaan misa di gereja.
Cita-cita rohani Maria untuk menjadi mempelai Kristus tidak pernah terlaksana. Biara tempat ia mengajukan lamaran ditutup pemerintah Komunis dan para suster diusir ke Italia.
Maria Tuci ditangkap pada tanggal 10 Agustus 1949 oleh tentara Komunis dengan tuduhan menjadi mata-mata. Ia disiksa untuk mendapat keterangan tentang kegiatan mata-mata yang dituduhkan kepadanya. Penyiksaan semakin mengerikan dari hari ke hari karena Maria tidak mampu menjawab pertanyaan para interogator. Ia diam bukan karena menyembunyikan sesuatu seperti yang dituduhkan, tapi karena ia memang tidak tahu apa-apa. Ia hanyalah seorang guru sekolah dan seorang wanita katolik yang ingin menjadi biarawati. Maria dijatuhi hukuman penjara selama 3 tahun dan terus-menerus mengalami penyiksaan dalam penjara Komunis yang mengerikan.
Di pertengahan bulan Agustus 1950, Maria Tuci dibawa ke rumah sakit sipil di Shkodra setelah disiksa sampai sekarat dalam sebuah sesi interogasi. Pada tanggal 22 Agustus 1950 beberapa suster dan para kerabat datang menjenguknya di rumah sakit. Di kemudian hari mereka bersaksi: “Keadaannya sungguh menyedihkan. Ia hampir tidak dapat dikenali karena luka-luka lebam di sekujur tubuhnya”. Maria meminta mereka segera pulang karena khawatir akan keselamatan mereka. Para penyiksanya pernah mengancam akan menangkap semua anggota keluarga dan kerabatnya.
Dua bulan kemudian, tepatnya pada tanggal 24 Oktober 1950, Maria Tuci meninggal dunia di rumah sakit tersebut. Jiwanya yang kudus telah kembali kepada Sang Pencipta, meninggalkan tubuhnya yang remuk dan penuh luka penyiksaan. Kata-kata terakhirnya adalah: "Saya bersyukur kepada Tuhan karena saya mati (sebagai orang) bebas".
Ia dimakamkan secara diam-diam oleh tentara komunis dan jasadnya baru dapat diidentifikasi setelah rezim komunis Albania runtuh di tahun 1992. Jenazahnya lalu dimakamkan kembali dengan layak di pemakaman Katolik di Shkoder. Dalam proses beatifikasi Para Martir Albania, makamnya dibuka kembali dan relikwinya disemayamkan di gereja Biara Susteran Fransiskan Stigmatines di Shkoder Albania.
Beata Maria Tuci adalah satu-satunya wanita dalam 38 Martir Albania yang dibeatifikasi bersama oleh Paus Fransiskus pada tanggal 5 November 2016. Pestanya dirayakan pada tanggal 24 Oktober sesuai hari kematiannya, dan pada hari pesta bersama Para Martir Albania pada tanggal 5 November. (qq)
0 comments:
Post a Comment