Angelus dari Arci, Dominikus Collins, dkk
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Rm. 8:26-30; Mzm. 13:4-5,6; Luk. 13:22-30.
BcO Yer. 24:1-10.
Bacaan Injil:
22 Kemudian Yesus berjalan keliling dari kota ke kota dan dari desa ke desa sambil mengajar dan meneruskan perjalanan-Nya ke Yerusalem. 23 Dan ada seorang yang berkata kepada-Nya: "Tuhan, sedikit sajakah orang yang diselamatkan?" 24 Jawab Yesus kepada orang-orang di situ: "Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat. 25 Jika tuan rumah telah bangkit dan telah menutup pintu, kamu akan berdiri di luar dan mengetok-ngetok pintu sambil berkata: Tuan, bukakanlah kami pintu! dan Ia akan menjawab dan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang. 26 Maka kamu akan berkata: Kami telah makan dan minum di hadapan-Mu dan Engkau telah mengajar di jalan-jalan kota kami. 27 Tetapi Ia akan berkata kepadamu: Aku tidak tahu dari mana kamu datang, enyahlah dari hadapan-Ku, hai kamu sekalian yang melakukan kejahatan! 28 Di sanalah akan terdapat ratap dan kertak gigi, apabila kamu akan melihat Abraham dan Ishak dan Yakub dan semua nabi di dalam Kerajaan Allah, tetapi kamu sendiri dicampakkan ke luar. 29 Dan orang akan datang dari Timur dan Barat dan dari Utara dan Selatan dan mereka akan duduk makan di dalam Kerajaan Allah. 30 Dan sesungguhnya ada orang yang terakhir yang akan menjadi orang yang terdahulu dan ada orang yang terdahulu yang akan menjadi orang yang terakhir."
Memetik Inspirasi:
Suatu kali saya ikut antri untuk nonton suatu pertunjukan. Ada ribuan calon penonton berbaris mengular menuju pintu masuk. Semua orang sabar mengantri untuk mencapai gerbang teater tersebut. Di kesempatan lain saya turut berdesak-desakan dengan para calon penonton pertandingan sepak bola. Orang berebut mendapatkan tiket pertandingan, karena tiket dijual di tempat. Mereka yang tak mendapatkan tiket pun meluapkan amarahnya dengan aneka macam cara.
Tuhan menggambarkan keselamatan seperti masuk melalui pintu yang sempit. Orang mesti berjuang. Tidak semua bisa mendapatkan pintu tersebut. “Berjuanglah untuk masuk melalui pintu yang sesak itu! Sebab Aku berkata kepadamu: Banyak orang akan berusaha untuk masuk, tetapi tidak akan dapat” (Luk 13: 24).
Terasa sungguh bahwa hidup ini adalah suatu perjuangan. Perjuangan tersebut seringkali tidak mudah. Selain pintu masuk yang sempit, di tengah perjalanan pun ada banyak halangan dan rintangan yang siap menggagalkan. Namun rasanya konsentrasi pada tujuan yang mau dicapai penting untuk dimiliki. Selain itu pegangan akan menjadi penopang ketika badai menghadang. Pegangan kita adalah Yesus.
Refleksi:
Bagaimana anda memperjuangkan hidup untuk meraih keselamatan?
Doa:
Bapa, kenalilah kami sebagai anak-Mu. Semoga ketika kami mencapai pintu keselamatan-Mu, Engkau pun tahu kami dan mengijinkan kami memasuki pintu keselamatan-Mu. Amin.
Pintu Keselamatan
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment