Pesta St. Lukas
warna liturgi Merah
Bacaan-bacaan:
2Tim. 4:10-17b; Mzm. 145:10-11,12-13ab,17-18; Luk. 10:1-9.
BcO KKis. 9:27-31; 11:19-26.
Bacaan Injil:
1 Kemudian dari pada itu Tuhan menunjuk tujuh puluh murid yang lain, lalu mengutus mereka berdua-dua mendahului-Nya ke setiap kota dan tempat yang hendak dikunjungi-Nya. 2 Kata-Nya kepada mereka: "Tuaian memang banyak, tetapi pekerja sedikit. Karena itu mintalah kepada Tuan yang empunya tuaian, supaya Ia mengirimkan pekerja-pekerja untuk tuaian itu. 3 Pergilah, sesungguhnya Aku mengutus kamu seperti anak domba ke tengah-tengah serigala. 4 Janganlah membawa pundi-pundi atau bekal atau kasut, dan janganlah memberi salam kepada siapapun selama dalam perjalanan. 5 Kalau kamu memasuki suatu rumah, katakanlah lebih dahulu: Damai sejahtera bagi rumah ini. 6 Dan jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu. 7 Tinggallah dalam rumah itu, makan dan minumlah apa yang diberikan orang kepadamu, sebab seorang pekerja patut mendapat upahnya. Janganlah berpindah-pindah rumah. 8 Dan jikalau kamu masuk ke dalam sebuah kota dan kamu diterima di situ, makanlah apa yang dihidangkan kepadamu, 9 dan sembuhkanlah orang-orang sakit yang ada di situ dan katakanlah kepada mereka: Kerajaan Allah sudah dekat padamu.
Memetik Inspirasi:
Suatu kali saya datang ke suatu kelompok dan menyapa mereka. Namun tidak ada seorangpun yang menanggapi sapaanku. Mereka yang berkumpul itu sibuk dengan hapenya masing-masing. Rasanya tidak nyaman banget. Kayak menyapa angin.
Kadang memang ada orang yang tidak gampang menerima sapaan orang. Atau menolak sapaan. Atau juga sibuk dengan aktivitasnya sehingga tidak mendengar sapaan sesama. Nah mendengar sapaan sesama saja susah apalagi kalau ke Gereja hanya sibuk dengan hpnya bagaimana bisa mendengar suara Tuhan.
Namun Tuhan tetap mengajak kita untuk menyambut sesama dengan Salam Damai Sejahtera. Sapaan itu mesti kita berikan kala bertemu orang. Ditolak atau diterima tidak perlu dipikirkan. “Jikalau di situ ada orang yang layak menerima damai sejahtera, maka salammu itu akan tinggal atasnya. Tetapi jika tidak, salammu itu kembali kepadamu” (Luk 10:6).
Refleksi:
Apakah aku selalu membawa damai kepada sesamaku?
Doa:
Tuhan Engkau meminta kami untuk berbagi salam damai kepada mereka yang kami temui. Semoga kami selalu tergerak untuk membawa dan menghadirkan damai sejahtera. Amin.
Salam Damai
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment