Ursula
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Rm. 4:20-25; MT Luk. 1:69-70,71-72,73-75; Luk. 12: 13-21.
BcO Nah. 1:1-8; 3:1-7,12-15a.
Bacaan Injil:
13 Seorang dari orang banyak itu berkata kepada Yesus: "Guru, katakanlah kepada saudaraku supaya ia berbagi warisan dengan aku." 14 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Saudara, siapakah yang telah mengangkat Aku menjadi hakim atau pengantara atas kamu?" 15 Kata-Nya lagi kepada mereka: "Berjaga-jagalah dan waspadalah terhadap segala ketamakan, sebab walaupun seorang berlimpah-limpah hartanya, hidupnya tidaklah tergantung dari pada kekayaannya itu." 16 Kemudian Ia mengatakan kepada mereka suatu perumpamaan, kata-Nya: "Ada seorang kaya, tanahnya berlimpah-limpah hasilnya. 17 Ia bertanya dalam hatinya: Apakah yang harus aku perbuat, sebab aku tidak mempunyai tempat di mana aku dapat menyimpan hasil tanahku. 18 Lalu katanya: Inilah yang akan aku perbuat; aku akan merombak lumbung-lumbungku dan aku akan mendirikan yang lebih besar dan aku akan menyimpan di dalamnya segala gandum dan barang-barangku. 19 Sesudah itu aku akan berkata kepada jiwaku: Jiwaku, ada padamu banyak barang, tertimbun untuk bertahun-tahun lamanya; beristirahatlah, makanlah, minumlah dan bersenang-senanglah! 20 Tetapi firman Allah kepadanya: Hai engkau orang bodoh, pada malam ini juga jiwamu akan diambil dari padamu, dan apa yang telah kausediakan, untuk siapakah itu nanti? 21 Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah."
Memetik Inspirasi:
Tidak ada dari kita yang tahu kapan hidup ini akan berakhir. Andaikan ada, sangat sedikit sekali. Kematian adalah sesuatu yang pasti, walau kapan itu akan terjadi tidak pasti. Banyak yang menolak hal itu segera terjadi. Namun ada juga yang berharap itu segera terjadi. Namun kapan itu terjadi kita tidak tahu. Bisa jadi yang menolak segera mengalami, sebaliknya yang berharap tidak kunjung menjumpai.
Ketidakpastian masa kematian ini menghadirkan aneka sikap dan cara hidup. Ada yang memberikan dirinya untuk pelayanan dan kasih. Ada yang memikirkan dirinya sendiri dan mengumpulkan banyak hal untuk dirinya. Ada yang mengalir saja mengikuti alunan hidup. Mungkin masih banyak hal lain lagi.
Yesus mengkritik mereka yang menumpuk harta untuk dirinya sendiri dan lupa berbagi. Tuhan tidak menghendaki orang hanya mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri dan tidak kaya di hadapan Allah. “Demikianlah jadinya dengan orang yang mengumpulkan harta bagi dirinya sendiri, jikalau ia tidak kaya di hadapan Allah” (Luk 12:21). Kiranya ini menjadi tanda bagi kita bahwa kita mesti kaya di hadapan Allah.
Refleksi:
Apa artinya kaya di hadapan Allah?
Doa:
Tuhan, kami tidak tahu kapan kematian menghampiri kami. Engkau menghendaki kami mengisi hidup yang kaya di hadapan-Mu. Semoga kami mampu mewujudkan harapan-Mu. Amin.
Kaya di Hadapan Allah
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment