Hari biasa
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Rm. 8:1-11; Mzm. 24:1-2,3-4ab,5-6; Luk. 13:1-9.
BcO Yer. 19:1-5,10-20:6.
Bacaan Injil:
1 Pada waktu itu datanglah kepada Yesus beberapa orang membawa kabar tentang orang-orang Galilea, yang darahnya dicampurkan Pilatus dengan darah korban yang mereka persembahkan. 2 Yesus menjawab mereka: "Sangkamu orang-orang Galilea ini lebih besar dosanya dari pada dosa semua orang Galilea yang lain, karena mereka mengalami nasib itu? 3 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian. 4 Atau sangkamu kedelapan belas orang, yang mati ditimpa menara dekat Siloam, lebih besar kesalahannya dari pada kesalahan semua orang lain yang diam di Yerusalem? 5 Tidak! kata-Ku kepadamu. Tetapi jikalau kamu tidak bertobat, kamu semua akan binasa atas cara demikian." 6 Lalu Yesus mengatakan perumpamaan ini: "Seorang mempunyai pohon ara yang tumbuh di kebun anggurnya, dan ia datang untuk mencari buah pada pohon itu, tetapi ia tidak menemukannya. 7 Lalu ia berkata kepada pengurus kebun anggur itu: Sudah tiga tahun aku datang mencari buah pada pohon ara ini dan aku tidak menemukannya. Tebanglah pohon ini! Untuk apa ia hidup di tanah ini dengan percuma! 8 Jawab orang itu: Tuan, biarkanlah dia tumbuh tahun ini lagi, aku akan mencangkul tanah sekelilingnya dan memberi pupuk kepadanya, 9 mungkin tahun depan ia berbuah; jika tidak, tebanglah dia!"
Memetik Inspirasi:
Tadi sore saya diberitahu kalau pohon kelengkeng di pastoran Wates mulai berbunga dan mentil. Saya pun keluar dan melihatnya. Ada beberapa bunga dan pentil buah di salah satu pohon dari dua pohon yang kami tanam. Pohon itu sudah dua kali mencoba berbuah. Namun pohon yang satunya belum pernah. Ada rasa heran juga kenapa ia belum berbuah, padahal bibit sama dan tanamnya pada waktu yang sama.
Tuhan juga memberi perumpamaan tentang pohon ara yang tidak berbuah. Pemilik pohon pingin menebangnya. Tapi perawat pohon minta diberi waktu satu tahun lagi untuk merawat supaya berbuah. Sang tuan pun mengijinkan.
Melihat tanaman yang tidak segera berbuah memang sering jengkel. Ada beberapa orang pun ingin menebang saja pohon yang tidak segera berbuah. Namun kadang kita perlu memberi kesempatan agar ia berbuah. Sering juga kita sebel dengan orang yang tidak segera bertobat dan berubah. Kadang hati ini getem-getem dan tidak sabar. Hanya ketekunan merawat yang akan menghadirkam perubahan. Perlu ada daya untuk merawat dan memupukkan kebaikan demi buah pertobatan.
Refleksi:
Bagaimana kesabaranmu menunggu buah pertobatan sesamamu?
Doa:
Bapa, semoga kami mempunyai hati seperti hati-Mu. Engkau sabsr menunggu pertobatan manusia ciptaan-Mu. Semoga tanpa Engkau minta kamipun rajin bertobat. Amin.
Menunggu Buah Pertobatan
MoGoeng
Wates
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment