Kadir mendekatinya, “Ada apa Sir kok cemberut gitu?”
“Ini lo….” Sambil menunjukkan hpnya, “Dari tadi mau kirim gambar tapi WA nya hanya muteeeer terus n gagal.”
Kadir, “Ooooo mungkin lagi down internetnya.”
Kasir, “Kuotaku masih banyak, ini malah 4G juga…. Hufffff sebel benerer!”
Kadir, “Kalau sebel trus mau diapain? Dibuang? Segera deh, ntar kuambil.”
Kasir, “Enak aja….. ya hanya sebel saja!”
Kadir, “Biasanya tiap hari kamu berapa kali chatting dan kirim gambar?”
“Emang kenapa!?” tanya Kasir dengan ketus.
“Ya tanya saja,” kata Kadir.
“Banyak kali lah, tak terhitung!” saut Kasir.
“Hmmmm banyak ya?”
“Ya iyalah, relasiku, groupku kan banyak.”
“Pernahkah kamu berterima kasih kala chatting lancar?” tanya Kadir.
“Emmmm enggak. Kan itu tugas dia,” jawab Kasir.
“Dia kan memudahkan kita. Selama ini dia melayanimu dengan baik, tapi gak pernah terima ucapan terima kasih darimu. Ini sekali dia lelet kamu langsung marah. Adilkah itu?” tanya Kadir.
Kasir terdiam. Kata-kata Kadir membuatnya menjadi malu.
“Ini lo….” Sambil menunjukkan hpnya, “Dari tadi mau kirim gambar tapi WA nya hanya muteeeer terus n gagal.”
Kadir, “Ooooo mungkin lagi down internetnya.”
Kasir, “Kuotaku masih banyak, ini malah 4G juga…. Hufffff sebel benerer!”
Kadir, “Kalau sebel trus mau diapain? Dibuang? Segera deh, ntar kuambil.”
Kasir, “Enak aja….. ya hanya sebel saja!”
Kadir, “Biasanya tiap hari kamu berapa kali chatting dan kirim gambar?”
“Emang kenapa!?” tanya Kasir dengan ketus.
“Ya tanya saja,” kata Kadir.
“Banyak kali lah, tak terhitung!” saut Kasir.
“Hmmmm banyak ya?”
“Ya iyalah, relasiku, groupku kan banyak.”
“Pernahkah kamu berterima kasih kala chatting lancar?” tanya Kadir.
“Emmmm enggak. Kan itu tugas dia,” jawab Kasir.
“Dia kan memudahkan kita. Selama ini dia melayanimu dengan baik, tapi gak pernah terima ucapan terima kasih darimu. Ini sekali dia lelet kamu langsung marah. Adilkah itu?” tanya Kadir.
Kasir terdiam. Kata-kata Kadir membuatnya menjadi malu.
Ia pun mulai mengeluh, “Huff….dari tadi kok muter terus ta ini!!!”
Banyak hal kebaikan kita terima dalam hidup ini. Kadang tumbuh rasa bahwa kebaikan itu semestinya diberikan. Kala kebaikan itu sedikit berkurang, bahkan bukan karena kesengajaan, kita gampang marah. Mengapa kita mengedepankan tuntutan dan amarah, tetapi melupakan terima kasih dan syukur? (MoGoeng, 220520)
0 comments:
Post a Comment