Senin, 1 Juni
2020
Matius 5:1-12
5:1.
Ketika Yesus melihat orang banyak itu, naiklah Ia ke atas bukit dan setelah Ia
duduk, datanglah murid-murid-Nya kepada-Nya.
5:2
Maka Yesuspun mulai berbicara dan mengajar mereka, kata-Nya:
5:3.
"Berbahagialah orang yang miskin di hadapan Allah, karena merekalah yang
empunya Kerajaan Sorga.
5:4 Berbahagialah orang yang berdukacita, karena mereka akan
dihibur.
5:5
Berbahagialah orang yang lemah lembut, karena mereka akan memiliki bumi.
5:6
Berbahagialah orang yang lapar dan haus akan kebenaran, karena mereka akan
dipuaskan.
5:7
Berbahagialah orang yang murah hatinya, karena mereka akan beroleh kemurahan.
5:8
Berbahagialah orang yang suci hatinya, karena mereka akan melihat Allah.
5:9
Berbahagialah orang yang membawa damai, karena mereka akan disebut anak-anak
Allah.
5:10
Berbahagialah orang yang dianiaya oleh sebab kebenaran, karena merekalah yang
empunya Kerajaan Sorga.
5:11
Berbahagialah kamu, jika karena Aku kamu dicela dan dianiaya dan kepadamu
difitnahkan segala yang jahat.
5:12 Bersukacita dan bergembiralah,
karena upahmu besar di sorga, sebab demikian juga telah dianiaya nabi-nabi yang
sebelum kamu."
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, tak sedikit yang mengaitkan kebahagiaan dengan rasa senang. Dalam mengejar kebahagiaan orang berjuang menyingkiri hal-hal yang membuat atau dikuatirkan menjadi penderitaan.
- Tampaknya, orang yang merasa jenuh mengalami hidup akan mencari penghiburan. Dia bisa berekreasi untuk meninggalkan hidup harian yang bisa membosankan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun rekreasi dan piknik ke tempat-tempat indah biasa memberikan rasa senang, orang belum tentu mengalami penghiburan sejati yang justru merupakan buah sikap batin ikhlas menghadapi susah derita hidup termasuk dalam keseharian. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung orang justru mengalami penghiburan yang amat mendalam karena kemampuannya bertahan ketika mengalami keadaan apapun yang membuatnya merasakan penderitaan.
Ah, yang namanya derita itu ya harus dilawan.
0 comments:
Post a Comment