Kisah ini menempatkan Rama Tri Wahyono sebagai peran utama. Kemarin, Rabu 24 Juli 2013, dengan disopiri oleh Mas Yanu, 3 orang rama Domus Pacis (Rama Yadi, Rama Tri Wahyono, Rama Bambang) dan Rama Biyanto (Pastor Pembantu Paroki Pringwulung) serta 2 orang pendamping ikut pesta ulang tahun imamat yang diselenggarakan oleh Unio Persaudaraan Rama Praja Keuskupan Agung Semarang. Pesta terjadi di Ganjuran. Ada 4 orang rama yang dipestakan: Rama Sunu 25 tahun imamat, Rama Ria dan Rama Hantara 40 tahun imamat, serta Rama Utomo 50 tahun. Ketika datang, para rama dan tamu lain diminta menikmati snak dan seni musik lesung. Misa yang amat meriah menjadi acara utama yang diteruskan dengan santap siang bersama dengan berbagai pilihan menu. Rama Tri Wahyono tampak amat bergairah dengan misa dan menu masakan.
Rama Tri yang amat diiyakan oleh Rama Bambang amat terkesan dengan kor dan iringannya. Siswa-siswi SMA Pangudi Luhur Sedayu dengan 3 orang bapak pendamping dan dibantu Rama Tri Wijayanto sungguh hebat dalam olahan musik dan tampilan nyanyinya. Nyanyian-nyanyian Gereja yang sudah biasa dari buku doa dan nyanyian Jawa Kidung Adi diolah dengan gaya kontemporer sehingga kaum muda pun amat tertarik dan bersemangat. Dalam hal Rama Tri Wahyono, beliau kerap berdiri bila intro dan interlude musik gamelan dimainkan. Olahan arangemen setiap kali mendorong Rama Tri menggoyangkan pinggang dan pantatnya. Setiap kali pendamping memegang beliau dan meminta duduk kembali. Rama Bambang hanya tertawa melihat Rama Tri. "Seneng ya?" (Kamu senang, ya?) tanya Rama Bambang di tengah misa yang langsung dijawab oleh Rama Tri dengan suara tempo lambat dan nada fals "Iyaaaaa" (Yaaaaa). Barangkali karena misa berlangsung lebih dari 2,5 jam, keinginan merokoknya seakan menjadi tak tertahankan. Rama Tri mengeluarkan 1 batang rokok 234 dan setiap kali disentuh-sentuhkan bibirnya. Ketika Rama Bambang memberi info ke beberapa rama yang berdiri dengan kode jari telunjuk, mereka tersenyum geli menahan tertawa.
Ketika acara sudah bebas dan dapat pulang, rombongan Domus Pacis mulai berkumpul. Mas Yanu datang bersama mobil. Ternyata Rama Tri Wahyono belum ada. Mas Yanu pergi mencari di antara para rama dan tamu lain yang masih asyik bercengkerama diiringi dengan berbagai pertunjukan nyanyi dengan organ tunggal. Ketika Mas Yanu datang, dia memberi tahu kalau Rama Tri masih makan. Salah satu pendamping menyusulnya. Setelah menunggu cukup lama akhirnya pendamping datang dengan menuntun Rama Tri. Sesudah semua duduk di dalam mobil dan mobil berjalan, Rama Bambang bertanya kepada Rama Tri "Lho, kowe mau ketoke wis mangan?" (Kamu tadi sudah makan, ta?). "Iya" (Ya) jawab Rama Tri. "Kok mangan meneh. Isih minat, ya?" (Mengapa makan lagi. Masih berminat, ya?). "Iyaaa". Salah satu pendamping menambahkan "Piring kebak gadho-gadho tasih ditumpangi roti ageng" (Gado-gado sepiring penuh masih diberi tumpangan roti besar). Rama Tri berkata dengan santai "Rotine sing ngenehi Rama Ria. Enak jeeee" (Yang memberi roti adalah Rama Ria. Sungguh enaaaaa). Semua tertawa terbahak-bahak. Suasana meriah penuh tertawa dalam mobil perjalanan pulang bertambah ketika Rama Bambang menambah "Mau Rama Tri tertarik karo cah wedok sing mbonang. Terus tak potretke" (Tadi Rama Tri tertarik pada gadis siswi yang memainkan salah sayu instrumen. Saya terus mengambil gambar dengan kamera). Dengan tetap bernada santai Rama Tri berkata "Ayu jeeeee" (Memang cantik, kok). Ternyata walau sudah di rumah tua dan penglihatan mulai menurun dayanya, kemampuan menilai wajah tetap profesional ha ha ha ......
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment