Sabda Hidup
Selasa, 23 Juli 2013
Birgitta, Kunigunda
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Kel. 14:21-15:1; MT Kel. 15:8-9,10,12,17; Mat.12:46-50
Bacaan Injil Mat. 12:46-5046
Ketika Yesus masih berbicara dengan orang banyak itu, ibu-Nya dan saudara-saudara-Nya berdiri di luar dan berusaha menemui Dia. 47Maka seorang berkata kepada-Nya: "Lihatlah, ibu-Mu dan saudara-saudara-Mu ada di luar dan berusaha menemui Engkau." 48Tetapi jawab Yesus kepada orang yang menyampaikan berita itu kepada-Nya: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?" 49Lalu kata-Nya, sambil menunjuk ke arah murid-murid-Nya: "Ini ibu-Ku dan saudara-saudara-Ku! 50Sebab siapapun yang melakukan kehendak Bapa-Ku di sorga, dialah saudara-Ku laki-laki, dialah saudara-Ku perempuan, dialah ibu-Ku."
Renungan
Suatu kali di televisi ditayangkan pertentangan antara seorang ibu dengan anaknya yang menjadi artis. Sang anak tidak mengakui dia sebagai ibunya. Sang ibu sakit hati lalu membuat jumpa pers dan mengutuk penolakan anaknya. Perang kehidupan personal antara ibu dan anak menjadi paparan publik. Dan mereka pun saling menghojat.Ibu Maria tidak mengutuk Yesus, walau ketika mendatangiNya Yesus menjawab: "Siapa ibu-Ku? Dan siapa saudara-saudara-Ku?"(Mat 12:48). Bagi orang umum jawaban seperti itu sudah cukup untuk membangkitkan amarahnya, minimal emosinya.Maria sama sekali tidak marah apalagi mengutuk Yesus, anaknya. Ia tahu bahwa Yesus bukan berkendak menolaknya namun menunjukkan persaudaraan sejati dalam Tuhan. Maria menangkap bahwa sabda Yesus tentang saudara merupakan ajaran untuk memperluas dimensi hidup persaudaraan yang tidak dibatasi oleh hubungan darah. Persaudaraan terbentuk pada aneka pribadi yang setia pada kehendak Allah. Dalam kesadarannya Maria sudah melakukan kehendak Allah.Saya menangkap bahwa perikop ini memberikan suatu gambaran saling memuji antara ibu dan anak. Mereka tidak saling mengutuk tapi saling meneguhkan hidup. Maria meneguhkan hidup dan karya Yesus dengan mengunjungiNya. Yesus meneguhkan Maria karena ibuNya adalah teladan pelaksana setia kehendak Allah.
Kontemplasi
Pejamkan matamu. Hadirkan orang tuamu. Ingatlah kejadian-kejadian penghantar konflik di antara kalian. Ingat pula bagaimana menyelesaikannya.
Refleksi
Tulislah pengalamanmu dalam memuji atau pun berkonflik dengan orang tuamu.
Doa
Tuhan semoga aku sungguh bisa bekerjasama dengan orang tuaku. Aku lebih mudah berterima kasih daripada mengeluhkan mereka. Amin.
Perutusan
Aku akan mengunjungi orang tuaku atau nyekar kalau mereka sudah meninggal.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment