Jumat, 19 Juli 2013
Apollinaris, Elia
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Kel. 11:10-12:14; Mzm. 116:12-13,15-16bc,17-18;
Mat. 12:1-8
12:1 Pada waktu itu, pada hari Sabat, Yesus berjalan di ladang gandum. Karena lapar, murid-murid-Nya memetik bulir gandum dan memakannya.
12:2 Melihat itu, berkatalah orang-orang Farisi kepada-Nya: "Lihatlah, murid-murid-Mu berbuat sesuatu yang tidak diperbolehkan pada hari Sabat."
12:3 Tetapi jawab Yesus kepada mereka: "Tidakkah kamu baca apa yang dilakukan Daud, ketika ia dan mereka yang mengikutinya lapar,
12:4 bagaimana ia masuk ke dalam Rumah Allah dan bagaimana mereka makan roti sajian yang tidak boleh dimakan, baik olehnya maupun oleh mereka yang mengikutinya, kecuali oleh imam-imam?
12:5 Atau tidakkah kamu baca dalam kitab Taurat, bahwa pada hari-hari Sabat, imam-imam melanggar hukum Sabat di dalam Bait Allah, namun tidak bersalah?
12:6 Aku berkata kepadamu: Di sini ada yang melebihi Bait Allah.
12:7 Jika memang kamu mengerti maksud firman ini: Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan, tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah.
12:8 Karena Anak Manusia adalah Tuhan atas hari Sabat."
12:9 Setelah pergi dari sana, Yesus masuk ke rumah ibadat mereka.
12:10 Di situ ada seorang yang mati sebelah tangannya. Mereka bertanya kepada-Nya: "Bolehkah menyembuhkan orang pada hari Sabat?" Maksud mereka ialah supaya dapat mempersalahkan Dia.
12:11 Tetapi Yesus berkata kepada mereka: "Jika seorang dari antara kamu mempunyai seekor domba dan domba itu terjatuh ke dalam lobang pada hari Sabat, tidakkah ia akan menangkapnya dan mengeluarkannya?
12:12 Bukankah manusia jauh lebih berharga dari pada domba? Karena itu boleh berbuat baik pada hari Sabat."
Renungan
Suatu
sore kami membeli 8 nasi bungkus untuk semua yang masih lembur studio
Komsos KAS. Ketika kami hendak makan datang satu orang lagi. Tentunya
dia belum dibelikan nasi bungkus. Wajahnya menampakkan kalau lapar. Lalu
salah satu teman menawarkan: "Kamu makan ini aja dulu." Ia memberikan
jatahnya untuk teman itu. Setelah itu dia keluar dan membeli untuk
dirinya sendiri.
Bila kejadiannya seperti itu kita tidak akan mudah
menyalahkan ia yang memberikan jatah makannya untuk temannya. Bahkan
kita bisa memujinya karena ia rela berkorban. Dan umumnya memang begitu.
Hal
tersebut berbeda dengan orang-orang yang menyalahkan para murid Yesus
yang memetik bulir gandum dan memakannya karena lapar. Mereka menganggap
para murid Yesus sebagai orang yang tidak tahu adat. Tak ada belas
kasih dalam diri mereka terhadap mereka yang lapar. Karena itu Yesus
mengatakan, "Yang Kukehendaki ialah belas kasihan dan bukan persembahan,
tentu kamu tidak menghukum orang yang tidak bersalah" (Mat 12:7).
Marilah
kita pun lebih mendahulukan belas kasih kita kepada mereka yang lapar
dan haus walau mungkin harus menabrak sopan santun tatanan umum.
Kontemplasi
Carilah
tempat yang tenang. Duduk dan pejamkan sejenak matamu. Hadirkan
peristiwa yang menampilkan belas kasihmu namun anda mendapat celaan dari
banyak orang karena dianggap melanggar kebiasaan umum.
Refleksi
Tulislah pengalamanmu dalam mengutamakan belas kasih.
Doa
Tuhan semoga aku semakin menghadirkan belas kasih dan tidak mudah menghukum bersalah orang lain. Amin.
Perutusan
Aku akan mudah tergerak oleh belas kasih.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment