Kandelaria dari St. Yosep, Marie Anna Vailot, Odilia Baumgarten
warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
Ibr. 10:32-39; Mzm. 37:3-4,5-6,23-24,39-40; Mrk. 4:26-34. BcO Rm. 11:1-12.
Nas Injil:
26 Lalu kata Yesus: "Beginilah hal Kerajaan Allah itu: seumpama orang yang menaburkan benih di tanah, 27 lalu pada malam hari ia tidur dan pada siang hari ia bangun, dan benih itu mengeluarkan tunas dan tunas itu makin tinggi, bagaimana terjadinya tidak diketahui orang itu. 28 Bumi dengan sendirinya mengeluarkan buah, mula-mula tangkainya, lalu bulirnya, kemudian butir-butir yang penuh isinya dalam bulir itu. 29 Apabila buah itu sudah cukup masak, orang itu segera menyabit, sebab musim menuai sudah tiba." 30 Kata-Nya lagi: "Dengan apa hendak kita membandingkan Kerajaan Allah itu, atau dengan perumpamaan manakah hendaknya kita menggambarkannya? 31 Hal Kerajaan itu seumpama biji sesawi yang ditaburkan di tanah. Memang biji itu yang paling kecil dari pada segala jenis benih yang ada di bumi. 32 Tetapi apabila ia ditaburkan, ia tumbuh dan menjadi lebih besar dari pada segala sayuran yang lain dan mengeluarkan cabang-cabang yang besar, sehingga burung-burung di udara dapat bersarang dalam naungannya." 33 Dalam banyak perumpamaan yang semacam itu Ia memberitakan firman kepada mereka sesuai dengan pengertian mereka, 34 dan tanpa perumpamaan Ia tidak berkata-kata kepada mereka, tetapi kepada murid-murid-Nya Ia menguraikan segala sesuatu secara tersendiri.
Percikan Nas:
Suatu kali ada seseorang datang kepada temannya. Teman ini sudah hidup dengan nyaman. Usahanya berkembang dengan baik. Baginya hidup sang teman itu sudah enak adanya. Ia pun memuji-muji temannya itu. Ketika selesai pujian itu diberikan, sang teman itu pun menjawab, “Semua ini berangkat dari sesuatu yang sangat kecil, jangan hanya dilihat akhirnya.”
Tuhan mengumpamakan Kerajaan Allah dengan biji yang bertumbuh. Biji itu kecil. Ketika biji itu bertumbuh, ia menjadi pohon yang besar dan memberikan keteduhan dan perlindungan. Untuk bertumbuh sang biji mematikan diri dan membiarkan tunas pohon pun hidup.
Memang keberhasilan membuat orang terkagum-kagum. Yang pantas kita ingat bagaimana keberhasilan itu diraih. Keberhasilan itu tidak serta merta datang. Ia membutuhkan komitmen perjuangan. Sangat mungkin dari hal yang sangat kecil. Malah umumnya yang langsung mau besar malah gagal. Komitmen untuk menghidupi yang kecil meningkatkan kapasitas kita untuk mengerjakan yang besar.
Doa:
Tuhan sudilah Engkau menjaga semangat kami berjuang. Semoga hal kecil yang kami lakukan sekarang ini bisa bertumbuh dan menjadi perlindungan hidup kami. Dalam nama-Mu kami percaya. Amin.
Dari kecil
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment