Cukur

Siang itu adalah Senin 15 Juli 2019. Ketika makan siang, Rm. Ria yang biasanya paling lama di kamar makan, membuat tanda salib sepuluh menit sebelum jam yang biasanya Rm. Yadi menutup doa makan. Sesudah doa Rm. Ria berkata "Aku nyilih mobile karo spire sisan" (Saya pinjam mobil beserta sopirnya). "Domus ora duwe sopir" (Domus tidak punya sopir) kata Rm. Bambang yang dijawab oleh Rm. Ria "Sing biasane kae" (Yang biasa itu). Rm. Bambang pun menjelaskan bahwa yang sering nyopir waktu itu adalah Topan yang kini ditarik di Seminari Tinggi Kentungan setelah Rm. Djono dipanggil Tuhan. Ketika Rm. Bambang bertanya kepada Mas Fallah apakah sudah menelpon Topan, dia berkata "Wau Pak Tukiran dhawuh kula ndherekke Rm. Ria potong rambut" (Tadi Pak Tukiran meminta saya mengantar Rm. Ria untuk potong rambut). Ternyata yang akan menyopiri adalah Mas Fallah. Rm. Bambang lupa bahwa kini Mas Fallah sudah dapat menjalankan mobil sesudah kursus dan punya SIM.

Ketika Rm. Ria sudah meninggalkan ruang makan, Rm. Bambang bertanya kepada Rm. Harto "Rm. Harto nggih ajeng potong?" (Apakah Rm. Harto juga akan potong rambut?) yang mendapatkan jawaban "Kula empun kalih Bu Rini" (Saya sudah potong rambut dengan Bu Rini). Pada hari sebelumnya, Minggu sore 14 Juli 2019, Bu Rini memang mencukur rambut bergantian dari Rm. Tri Hartono, Rm. Bambang, dan Rm. Harto. Ketiga rama ini memang biasa minta Bu Rini mencukur rambutnya dan kini juga ditambah dengan Rm. Jaya. Untuk Rm. Tri Wahyono yang biasa mencukur adalah Mbak Tri. Sedang Rm. Ria biasa minta diantar ke salon.