Kamis, 1 Agustus
2019
Matius 13:47-53
13:47
"Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di
laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan.
13:48
Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan
mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka
buang.
13:49
Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan
orang jahat dari orang benar,
13:50
lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat
ratapan dan kertakan gigi.
13:51
Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami
mengerti."
13:52 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap
ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan
rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari
perbendaharaannya."
13:53.
Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Iapun pergi
dari situ.
Butir-butir Permenungan
- Tampaknya, seorang ahli agama adalah sosok yang memiliki kemampuan mengurai berbagai warisan religi. Dia menguasai pengetahuan tentang segala warisan tradisi ajaran dan praktek keagamaan.
- Tampaknya, seorang ahli agama adalah sosok yang mampu menjelaskan segala ajaran dan praktek yang secara tradisional harus ditaati oleh umat. Dia mampu menjelaskan asal-usul dan konteks terjadinya dan bahkan memiliki pengetahuan bahasa masa lampau sekalipun kini sudah tidak dipakai dalam komunikasi.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa, bagi yang biasa bergaul intim dengan kedalaman batin, sekalipun keahliannya berkaitan dengan pemahaman tentang masa lampau terjadinya berbagai hal dalam agama, seorang yang sungguh ahli dalam bidang agama juga akan mampu menggali segala perkembangannya hingga masa kini. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati seorang ahli agama akan memahami ajaran dan praktek keagamaan berdasarkan asal-usul dan tanda-tanda zaman yang kongkret dihadapi pada masa kini.
Ah, bagaimanapun juga beragama itu adalah sikap mulia
dengan taat terhadap warisan-warisan tradisional.
0 comments:
Post a Comment