Peringatan Wajib
St. Alfonsus Maria de Liguori
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Kel. 40:16-21,34-38; Mzm. 84:3,4,5-6a,8a,11; Mat. 13:47-53;
BcO 1Raj. 12:20-33.
Bacaan Injil:
47 "Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. 48 Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang. 49 Demikianlah juga pada akhir zaman: Malaikat-malaikat akan datang memisahkan orang jahat dari orang benar, 50 lalu mencampakkan orang jahat ke dalam dapur api; di sanalah akan terdapat ratapan dan kertakan gigi. 51 Mengertikah kamu semuanya itu?" Mereka menjawab: "Ya, kami mengerti." 52 Maka berkatalah Yesus kepada mereka: "Karena itu setiap ahli Taurat yang menerima pelajaran dari hal Kerajaan Sorga itu seumpama tuan rumah yang mengeluarkan harta yang baru dan yang lama dari perbendaharaannya." 53 Setelah Yesus selesai menceriterakan perumpamaan-perumpamaan itu, Iapun pergi dari situ.
Memetik Inspirasi:
Mengapa kita perlu berbuat baik? Bukankah Tuhan telah menyelamatkan kita? Jawabannya tentu bukan sekedar kalau tidak berbuat baik kita bisa masuk penjara. Salah satu jawaban yang bisa kita berikan adalah supaya kita pada saatnya bisa masuk dalam kerangka Kerajaan Tuhan.
Tuhan sendiri telah memberikan gambaran yang jelas tentang masa depan kehidupan manusia di akhir jaman. Kemarin kita mendengar tentang gandum dan ilalang. Hari ini kita diberi gambaran pukat penangkap ikan. Ikan yang baik dipilih, ikan yang jelek dibuang. “Demikian pula hal Kerajaan Sorga itu seumpama pukat yang dilabuhkan di laut, lalu mengumpulkan berbagai-bagai jenis ikan. Setelah penuh, pukat itupun diseret orang ke pantai, lalu duduklah mereka dan mengumpulkan ikan yang baik ke dalam pasu dan ikan yang tidak baik mereka buang” (Mat 13: 47-48).
Perbuatan baik yang kita lakukan dalam hidup ini akan menjadi salah satu penentu apakah kita termasuk yang baik yang dikumpulkan dalam pasu Tuhan atau dibuang. Maka kiranya kita mesti tetap berbuat baik. Meski Tuhan menyelamatkan bukan berarti kita pun enteng-enteng saja. Bahkan semestinya perbuatan baik menjadi kebiasaan hidup yang tidak perlu diminta. Maka mari kita membiasakan diri untuk berbuat baik.
Refleksi:
Bagaimana membiasakan diri berbuat baik?
Doa:
Tuhan janganlah membuang kami. Tuntunlah hidup kami agar layak masuk dalam pasu kerajaan-Mu. Bebaskanlah aku dari yang jahat. Amin.
Biasa Baik
MoGoeng
Wates
Audionya:
spoon.today/cast_564006
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment