Suasana guyuban iman barangkali menjadikan segalanya kabar gembira baik bagi yang bersangkutan maupun yang lain. "Wah, mau Bu Titik ro Bu Rini ora melu doa Jalan Salib. Khusuk doa dhewe. Mesthi duwe panyuwunan khusus" (Wah, tadi Bu Titik dan Bu Rini tidak ikut doa Jalan Salib. Sendiri berdoa dengan khusuk. Pasti punya permohonan khusus) salah satu ibu nyeletuk. Barangkali komentar ini muncul karena Bu Rini sebelumnya berkata "Jarene neng tempat pertama tempat ziarah, nek nyenyuwun mesthi dikabulke" (Katanya di tempat pertama tempat ziarah, kalau memohon pasti dikabulkan). "Saking khusuke nganti fly" (Karena terlalu khusus sampai ketiduran) salah satu bapak berseru. Tentu saja semua tertawa terbahak-bahak. Bu Titik dan Bu Rini memang tertelentang tidur dengan nyenyak sampai rombongan Jalan Salib selesai. Rama Bambang menyambung "Rini ora krasa nek mau dirubung cak-cah cilik dha ngiling-ilingi raine. Mbokmenawa dha gumun weruh rupa aneh" (Bu Rini tidak merasa kalau tadi ada banyak anak kecil merubung memandang wajahnya. Barangkali heran melihat wajah aneh). "Yang beneeeer ....." kata Bu Rini. "Takona Rama Yadi" (Tanya saja ke Rama Yadi) jawab Rama Bambang sambil matanya menyipit memberi kode pada Rama Yadi. "Enggih, ta rama?" (Benarkah, rama) tanya Bu Rini ke Rama Yadi. Rama Yadi kemudian berkata dengan nada rendah sehingga semua menjadi hening mendengarkan: "Kana kae, bekas kuburan. Biyen klebu angker" (Tempat itu adalah bekas tanah kuburan. Dulu termasuk tempat yang menakutkan). "Nah, mulane mau akeh cah-cah cilik teka" (Nah, maka tadi banyak anak kecil datang) sambung Rama Bambang. Kebanyakan yang mendengarkan mengangguk-angguk. Bu Rini bertanya ke Rama Yadi "Tadi Rama dapat melihat?" yang dijawab oleh Rama Bambang "Ya mesthi wae" (Ya tentu saja). Salah satu ibu berkata "Kalau begitu Rama Yadi termasuk dapat melihat roh-roh ya?" Semua terkagum-kagum kecuali Rama Agoeng, Rama Bambang, dan Rama Yadi sendiri yang hanya tersenyum-senyum.
Wednesday, November 6, 2013
DOA YANG SUNGGUH INTENS
Suasana guyuban iman barangkali menjadikan segalanya kabar gembira baik bagi yang bersangkutan maupun yang lain. "Wah, mau Bu Titik ro Bu Rini ora melu doa Jalan Salib. Khusuk doa dhewe. Mesthi duwe panyuwunan khusus" (Wah, tadi Bu Titik dan Bu Rini tidak ikut doa Jalan Salib. Sendiri berdoa dengan khusuk. Pasti punya permohonan khusus) salah satu ibu nyeletuk. Barangkali komentar ini muncul karena Bu Rini sebelumnya berkata "Jarene neng tempat pertama tempat ziarah, nek nyenyuwun mesthi dikabulke" (Katanya di tempat pertama tempat ziarah, kalau memohon pasti dikabulkan). "Saking khusuke nganti fly" (Karena terlalu khusus sampai ketiduran) salah satu bapak berseru. Tentu saja semua tertawa terbahak-bahak. Bu Titik dan Bu Rini memang tertelentang tidur dengan nyenyak sampai rombongan Jalan Salib selesai. Rama Bambang menyambung "Rini ora krasa nek mau dirubung cak-cah cilik dha ngiling-ilingi raine. Mbokmenawa dha gumun weruh rupa aneh" (Bu Rini tidak merasa kalau tadi ada banyak anak kecil merubung memandang wajahnya. Barangkali heran melihat wajah aneh). "Yang beneeeer ....." kata Bu Rini. "Takona Rama Yadi" (Tanya saja ke Rama Yadi) jawab Rama Bambang sambil matanya menyipit memberi kode pada Rama Yadi. "Enggih, ta rama?" (Benarkah, rama) tanya Bu Rini ke Rama Yadi. Rama Yadi kemudian berkata dengan nada rendah sehingga semua menjadi hening mendengarkan: "Kana kae, bekas kuburan. Biyen klebu angker" (Tempat itu adalah bekas tanah kuburan. Dulu termasuk tempat yang menakutkan). "Nah, mulane mau akeh cah-cah cilik teka" (Nah, maka tadi banyak anak kecil datang) sambung Rama Bambang. Kebanyakan yang mendengarkan mengangguk-angguk. Bu Rini bertanya ke Rama Yadi "Tadi Rama dapat melihat?" yang dijawab oleh Rama Bambang "Ya mesthi wae" (Ya tentu saja). Salah satu ibu berkata "Kalau begitu Rama Yadi termasuk dapat melihat roh-roh ya?" Semua terkagum-kagum kecuali Rama Agoeng, Rama Bambang, dan Rama Yadi sendiri yang hanya tersenyum-senyum.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
1 comments:
hiks... hiks.... aku tidak diajak....
Post a Comment