Pagi ini, Selasa 19 November 2013, sekitar jam 04.00 Rama Bambang menyadari keteledorannya. Ada ingatan ke kata-kata Rama Agoeng ketika memberikan kamera kecil "Kamera alit ngaten niki praktis isa ngge motret peristiwa-peristiwa" (Kamera kecil seperti ini sangat praktis untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa dalam gambar). Ingatan ini muncul ketika Rama Bambang akan menuliskan peristiwa sore sekitar jam 04.00-05.30 Senin 18 November 2013. Ada penyesalan dalam hatinya "Wah, wingi kok ora tak foto" (Wah, kenapa kemarin aku tidak memotret mereka). Kemarin ada 3 ibu penggerak anak dari Paroki Medari datang diantar Bu Rini, salah satu relawati Domus Pacis. Mereka adalah Bu Nana, Bu Tina dengan anak balitanya, dan Bu Kris. Pembicaraan dimulai dengan rencana Tutup Tahun Iman Pendampingan Iman Anak (PIA) Rayon Sleman, Yogyakarta, yang akan berlangsung di Banteng. Dari sini kemudian terjadi omongan asyik tentang sulitnya menggerakkan PIA di Wilayah-wilayah. Tentu saja dukungan orang tua anak-anak menjadi bahan ngrumpi disertai kegeraman hati. Rama Bambang hanya menanggapi soal perbedaan model yang menekankan sistem keorganisasian dan yang menekankan sistem gerakan. Dia berkata juga "Pokoke sing nyangkut kegiatan-kegiatan sing ana gathuke karo Museum Misi Muntilan aku wis mandheg. Jan-jane ana seka Magelang sing ngajak aku omong-omong tentang PIA sekarang. Menjelang Natal iki ya ana beberapa njaluk aku mimpin Misa Anak-anak. Kabeh tak tolak. Takkon menghubungi Rama Nurwidi utawa sapa liyane" (Yang jelas aku sudah berhenti menjalani kegiatan-kegiatan yang banyak diurus oleh Museum Misi Muntilan. Sebetulnya dari Magelang ada yang mengajak berbicara tentang PIA masa sekarang. Menjelang Natal ini ada juga beberapa yang minta aku memimpin misa untuk anak-anak. Semua kutolak dan kuminta berhubungan dengan Rama Nurwidi atau rama lain).
Monday, November 18, 2013
TERNYATA ADA YANG GEMETAR
Pagi ini, Selasa 19 November 2013, sekitar jam 04.00 Rama Bambang menyadari keteledorannya. Ada ingatan ke kata-kata Rama Agoeng ketika memberikan kamera kecil "Kamera alit ngaten niki praktis isa ngge motret peristiwa-peristiwa" (Kamera kecil seperti ini sangat praktis untuk mengabadikan peristiwa-peristiwa dalam gambar). Ingatan ini muncul ketika Rama Bambang akan menuliskan peristiwa sore sekitar jam 04.00-05.30 Senin 18 November 2013. Ada penyesalan dalam hatinya "Wah, wingi kok ora tak foto" (Wah, kenapa kemarin aku tidak memotret mereka). Kemarin ada 3 ibu penggerak anak dari Paroki Medari datang diantar Bu Rini, salah satu relawati Domus Pacis. Mereka adalah Bu Nana, Bu Tina dengan anak balitanya, dan Bu Kris. Pembicaraan dimulai dengan rencana Tutup Tahun Iman Pendampingan Iman Anak (PIA) Rayon Sleman, Yogyakarta, yang akan berlangsung di Banteng. Dari sini kemudian terjadi omongan asyik tentang sulitnya menggerakkan PIA di Wilayah-wilayah. Tentu saja dukungan orang tua anak-anak menjadi bahan ngrumpi disertai kegeraman hati. Rama Bambang hanya menanggapi soal perbedaan model yang menekankan sistem keorganisasian dan yang menekankan sistem gerakan. Dia berkata juga "Pokoke sing nyangkut kegiatan-kegiatan sing ana gathuke karo Museum Misi Muntilan aku wis mandheg. Jan-jane ana seka Magelang sing ngajak aku omong-omong tentang PIA sekarang. Menjelang Natal iki ya ana beberapa njaluk aku mimpin Misa Anak-anak. Kabeh tak tolak. Takkon menghubungi Rama Nurwidi utawa sapa liyane" (Yang jelas aku sudah berhenti menjalani kegiatan-kegiatan yang banyak diurus oleh Museum Misi Muntilan. Sebetulnya dari Magelang ada yang mengajak berbicara tentang PIA masa sekarang. Menjelang Natal ini ada juga beberapa yang minta aku memimpin misa untuk anak-anak. Semua kutolak dan kuminta berhubungan dengan Rama Nurwidi atau rama lain).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment