Friday, November 22, 2013
Sabda Hidup
Sabtu, 23 November 2013
Klemens I, Kolumbanus, Mikhael Agustinus Pro
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
1Mak. 6:1-13; Mzm. 9:2-3,4,6,16b,19; Luk. 20:27-40
Lukas 20:27-40
27 Maka datanglah kepada Yesus beberapa orang Saduki, yang tidak mengakui adanya kebangkitan. Mereka bertanya kepada-Nya: 28 "Guru, Musa menuliskan perintah ini untuk kita: Jika seorang, yang mempunyai saudara laki-laki, mati sedang isterinya masih ada, tetapi ia tidak meninggalkan anak, saudaranya harus kawin dengan isterinya itu dan membangkitkan keturunan bagi saudaranya itu. 29 Adalah tujuh orang bersaudara. Yang pertama kawin dengan seorang perempuan lalu mati dengan tidak meninggalkan anak. 30 Lalu perempuan itu dikawini oleh yang kedua, 31 dan oleh yang ketiga dan demikianlah berturut-turut oleh ketujuh saudara itu, mereka semuanya mati dengan tidak meninggalkan anak. 32 Akhirnya perempuan itupun mati. 33 Bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan? Sebab ketujuhnya telah beristerikan dia." 34 Jawab Yesus kepada mereka: "Orang-orang dunia ini kawin dan dikawinkan, 35 tetapi mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain itu dan dalam kebangkitan dari antara orang mati, tidak kawin dan tidak dikawinkan. 36 Sebab mereka tidak dapat mati lagi; mereka sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan. 37 Tentang bangkitnya orang-orang mati, Musa telah memberitahukannya dalam nas tentang semak duri, di mana Tuhan disebut Allah Abraham, Allah Ishak dan Allah Yakub. 38 Ia bukan Allah orang mati, melainkan Allah orang hidup, sebab di hadapan Dia semua orang hidup." 39 Mendengar itu beberapa ahli Taurat berkata: "Guru, jawab-Mu itu tepat sekali." 40 Sebab mereka tidak berani lagi menanyakan apa-apa kepada Yesus.
Renungan
Suatu pandangan, paham yang tertanam begitu dalam dalam diri seseorang bisa membentuk suatu kelompok yang fanatik. Setiap pribadi dalam kelompok ini akan memegang teguh pandangan, paham kelompoknya. Segala macam cara dan alasan digunakan untuk memperkuat pandangannya. Mereka melabrak dan berusaha mengalahkan orang-orang yang berbeda paham atau belum menerima paham mereka. Orang Saduki yang tidak percaya akan kebangkitan berusaha menyerang Yesus dengan jebakan masalah perkawinan.
Ada banyak paham yang mungkin berbeda dengan pemahaman kita. Ada pula aneka jebakan yang siap memasukkan kita ke dalam lobang perangkap. Menyikapi ini saya ingat suatu kompetisi yang dulu sempat ngetrend yaitu "cerdas-cermat". Setiap peserta yang mampu menjawab dengan cerdas dan cermat maka pointnya pun akan selalu bertambah. Maka marilah kita hidup cerdas dan cermat dalam menjalani hidup agar tidak dikuasai oleh jebakan kelompok yang menginginan kita masuk menjadi bagian kelompoknya.
Kontemplasi
Pejamkan matamu. Ingatlah suatu peristiwa dirimu berada dalam himpitan jebakan. Ingatlah pula tindakanmu melepaskan diri dari jebakan tersebut.
Refleksi
Tulislah pengalaman kontemplasimu dan rencanakan strategi hidupmu,
Doa
Tuhan semoga aku makin mengenal ajaranMu dan mampu melepaskan diri dari aneka jebakan yang menyesatkan. Amin.
Perutusan
Aku akan cerdas dan cermat menjalani hidupku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment