Kolom "Pastoral Ketuaan" akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Keutamaan Keramah-tamahan
Menjadikan luka-luka sendiri sebagai sumber kesembuhan ... tidak menuntut keberbagian kesakitan pribadi yang ada di permukaan, tetapi suatu kemauan untuk terus menerus memandang kesakitan diri dan penderitaan itu tumbuh dari kedalaman kondisi manusiawi yang dialami bersama oleh semua orang. ...

... Penarikan diri manusia sangat menyakitkan dan merupakan proses kesepian karena hal itu memaksa kita untuk menghadapi secara langsung kondisi kita sendiri dalam seluruh keindahannya sekaligus dengan kepedihannya. Manakala kita tidak takut masuk ke dalam pusat diri kita sendiri dan berkonsentrasi pada getaran-getaran jiwa kita, kita akan menemukan bahwa hidup berarti dicintai. Pengalaman ini mengatakan bahwa kita hanya bisa mencintai karena kita dilahirkan dari cinta, bahwa kita hanya bisa memberi karena hidup kita adalah suatu karunia dan bahwa kita hanya bisa memerdekakan orang lain karena kita dibebaskan oleh Dia yang hati-Nya lebih besar daripada hati kita. Manakalah kita telah menemukan tempat-tempat melabuhkan jangkar bagi hidup kita di dalam pusat diri kita, kita akan bisa merdeka mengundang orang lain masuk ke dalam ruang-ruang yang diciptakan bagi mereka serta membiarkan mereka menarikan tarian mereka sendiri, menyanyikan lagu mereka sendiri, dan berbicara dalam bahasa mereka sendiri tanpa rasa takut. Kalau begitu kehadiran kita tidak lagi mengancam dan menuntut tetapi mengundang dan memerdekakan.
Imam yang sudah berdamai dengan kesepiannya sendiri dan merasa di rumah dalam rumahnya sendiri adalah tuan rumah yang menawarkan keramah-tamahan kepada tamu-tamunya. Ia memberikan kepada mereka ruang yang bersahabat di mana mereka dapat merasa bebas untuk datang dan pergi, dalam kedekatan maupun berjarak, beristirahat maupun bermain, berbicara dan tinggal diam, makan dan berpuasa. Benarlah, paradoksnya adalah bahwa keramah-tamahan menuntut penciptaan ruang kosong di mana si tamu dapat menemukan jiwanya sendiri.

Seorang imam bukanlah seorang dokter yang tugas utamanya adalah menghilangkan kesakitan. Sebaliknya, ia memperdalam kesakitan itu sampai ke tahapan di mana hal itu dapat dibagikan.
dari The Wounded Healer
0 comments:
Post a Comment