Selasa, 05 November 2013
Guido M. Conforti, Fransiskus de Campillas, Fransiska Ambosia
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Rm. 12:5-16a; Mzm. 131:1,2,3; Luk. 14:15-24
Lukas 14:15-24
14:15 Mendengar itu berkatalah seorang dari tamu-tamu itu kepada Yesus: "Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah."
14:16 Tetapi Yesus berkata kepadanya: "Ada seorang mengadakan perjamuan besar dan ia mengundang banyak orang.
14:17 Menjelang perjamuan itu dimulai, ia menyuruh hambanya mengatakan kepada para undangan: Marilah, sebab segala sesuatu sudah siap.
14:18 Tetapi mereka bersama-sama meminta maaf. Yang pertama berkata kepadanya: Aku telah membeli ladang dan aku harus pergi melihatnya; aku minta dimaafkan.
14:19 Yang lain berkata: Aku telah membeli lima pasang lembu kebiri dan aku harus pergi mencobanya; aku minta dimaafkan.
14:20 Yang lain lagi berkata: Aku baru kawin dan karena itu aku tidak dapat datang.
14:21 Maka kembalilah hamba itu dan menyampaikan semuanya itu kepada tuannya. Lalu murkalah tuan rumah itu dan berkata kepada hambanya: Pergilah dengan segera ke segala jalan dan lorong kota dan bawalah ke mari orang-orang miskin dan orang-orang cacat dan orang-orang buta dan orang-orang lumpuh.
14:22 Kemudian hamba itu melaporkan: Tuan, apa yang tuan perintahkan itu sudah dilaksanakan, tetapi sekalipun demikian masih ada tempat.
14:23 Lalu kata tuan itu kepada hambanya: Pergilah ke semua jalan dan lintasan dan paksalah orang-orang, yang ada di situ, masuk, karena rumahku harus penuh.
14:24 Sebab Aku berkata kepadamu: Tidak ada seorang pun dari orang-orang yang telah diundang itu akan menikmati jamuan-Ku."
Renungan
Yesus
sangsi dengan perkataan seorang tamu yang datang kepadaNya,
"Berbahagialah orang yang akan dijamu dalam Kerajaan Allah" (ay 15).
Rasa sangsi itu terasa dalam perumpamaan yang disampaikan pada ayat2
berikutnya. Mereka yang diundang dalam perjamuan Kerajaan Allah menolak
dengan aneka macam alasan: alasan bisnis (bdk.ay 18, 19), alasan cinta
(bdk.ay.20) dan mungkin masih banyak alasan lagi yang tak tercontohkan
(yang bisa kita tambahkan).
Aku ngerasa bahwa kebahagiaan bukan
sekedar angan-angan atau keinginan. Kebahagiaan menikmati perjamuan
Kerajaan Allah ya mesti hadir memenuhi undangan perjamuan itu sendiri.
Tanpa hadir sendiri kebahagiaan itu hanyalah sebuah cerita atau
angan-angan. Ia akan mendapat cerita bahwa perjamuannya meriah,
makanannya enak, dekorasinya mantap dll. Atau kalau tidak ada yang
bercerita ia hanya berangan-angan, membayangkan keindahan dan
kebahagiaan yang berlangsung selama perjamuan. Namun semua itu bukan
pengalaman nyata, tidak dialami sendiri.
Yesus mengajarkan pada kita
untuk terlibat secara nyata dalam KerajaanNya dan hadir dalam
perjamuanNya. Marilah kita tidak melepaskan kesempatan untuk hadir dalam
perjamuanNya.
Kontemplasi
Duduklah dengan tenang. Hadirkan ajakan Yesus padamu untuk datang dalam perjamuan Kerajaan Allah.
Refleksi
Bagaimana niat dan usahamu dalam mengejar hal-hal baik?
Doa
Tuhan
aku datang pada perjamuanMu. Sudilah menjaga kehendakku agar selalu
terarah pada rencanamu dan selalu melibatkan diri secara nyata bukan
hanya berangan-angan. Amin.
Perutusan
Aku akan datang dan terlibat dalam perjamuan Kerajaan Allah.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment