Kolom "Pastoral Ketuaan" akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Sumber Keindahan
Tetapi semakin banyak aku memikirkan tentang kesepian, semakin aku berpikir bahwa luka kesepian adalah seperti Grand Canyon - sebuah irisan yang dalam pada permukaan keberadaan kita yang telah menjadi sumber keindahan dan pemahaman diri yang tak ada habisnya. ... Cara hidup kristiani tidak menghapus kesepian kita; tetapi melindungi dan menyukainya sebagai karunia berharga. Kadangkala sepertinya kita melakukan apa saja yang mungkin untuk menghindari konfrontasi yang menyakitkan dengan kesepian manusiawi yang mendasar dan membiarkan diri kita terjebak oleh allah-allah palsu yang menjanjikan kepuasan seketika dan kelegaan yang cepat. Namun mungkin kesadaran akan kesepian yang menyakitkan adalah suatu undangan untuk mentransendensikan keterbatasan-keterbatasan kita dan mencari di luar batas-batas keberadaan kita. Kesadaran akan kesepian bisa jadi suatu karunia yang mesti kita lindungi dan jaga, karena kesepian mengungkapkan kepada kita suatu kekosongan batin yang bisa menjadi destruktuif kalau salah dipahami, tetapi dipenuhi dengan janji-janji bagi mereka yang dapat mentolerir kesakitan yang manis ini.
Ketika kita kurang sabar, ketika kita hendak membuang kesepian kita dan mencoba menanggulangi keterpisahan dan kekurang-lengkapan yang kita rasakan terlalu cepat, kita mudah menghubungkan dunia manusia kita dengan harapan-harapan yang membinasakan. Kita acuh bahwa kita sudah tahu lewat pengetahuan yang mendalam dan intuitif - bahwa tiada kasih atau persahabatan, tiada pelukan intim atau ciuman lembut, tiada komunitas, baik komune atau kolektif, tiada laki-laki atau perempuan akan pernah dapat memuaskan keinginan kita untuk dibebaskan dari kondisi kesepian kita. Kebenaran ini begitu memalukan dan menyakitkan sehingga kita sering cenderung untuk bermain-main dengan fantasi kita daripada menghadapi kebenaran keberadaan kita. Jadi kita terus menerus berharap bahwa suatu hari kita akan menemukan seorang laki-laki yang memahami pengalaman-pengalaman kita, seorang perempuan yang akan membawa kedamaian bagi hidup kita yang gelisah, pekerjaan di mana kita dapat memenuhi potensi kita, dan tempat di mana kita merasa di rumah.
Harapan kosong serperti itu mengarahkan kita untuk membuat tuntutan-tuntutan yang melelahkan dan mempersiapkan kita terhadap kepahitan dan kekerasan yang membahayakan ketika kita mulai menemukan bahwa tiada seorangpun, tiada apapun, dapat memenuhi harapan-harapan absolutis kita.
dari The Wounded Healer
0 comments:
Post a Comment