Wednesday, November 20, 2013
Sabda Hidup
Kamis, 21 November 2013
Peringatan Wajib SP Maria Dipersembahkan kepada Allah
Warna Liturgi Putih
Bacaan
1Mak. 2:15-29; Mzm. 50:1-2,5-6,14-15; Luk. 19:41-44
Lukas 19:41-44
41 Dan ketika Yesus telah dekat dan melihat kota itu, Ia menangisinya, 42 kata-Nya: "Wahai, betapa baiknya jika pada hari ini juga engkau mengerti apa yang perlu untuk damai sejahteramu! Tetapi sekarang hal itu tersembunyi bagi matamu. 43 Sebab akan datang harinya, bahwa musuhmu akan mengelilingi engkau dengan kubu, lalu mengepung engkau dan menghimpit engkau dari segala jurusan, 44 dan mereka akan membinasakan engkau beserta dengan pendudukmu dan pada tembokmu mereka tidak akan membiarkan satu batupun tinggal terletak di atas batu yang lain, karena engkau tidak mengetahui saat, bilamana Allah melawat engkau."
Renungan
Suatu kali saya ditelpon seorang mahasiswa. Di telpon dia menangis dan meminta saya datang ke rumah sakit karena ayahnya kritis. Kebetulan saya lagi dekat dengan rumah sakit. Saya pun datang ke sana. Suasananya sangat kaku. Semua yang di situ tampak sedih dan tegang. Saya datangi yang sakit dan semua kuajak berdoa. Walau si sakit dan sanak keluarganya menjadi agak tenang namun suasana pedih dan tegang itu masih terlihat.
Rasanya setiap orang bisa mengalami seperti itu. Sekuat apapun seseorang akan merasa sedih kala orang yang dicintainya dalam keadaan tak berdaya. Apalagi bila ketidakberdayaan itu kena pada dirinya sendiri. Yesus pun mengalami kepedihan itu. Yerusalem tak mampu menangkap makna kehadiranNya dengan baik. Bahkan di sanalah Ia harus menderita. Namun hal itu tak mengendorkan langkah dan harapannya.
Kontemplasi
Pejamkan matamu. Bayangkan cintamu tak dimengerti orang-orang di sekitarmu. Mereka acuh dan mencemoohmu, bahkan hendak mencelakaimu. Rasakan suasana ketidakberdayaan itu.
Refleksi
Tulislah pengalamanmu berada dalam kepedihan dan ketidakberdayaan.
Doa
Tuhan semoga aku mampu mengatasi kondisi-kondisi ketidakberdayaanku. Amin.
Perutusan
Aku akan menghibur mereka yang sedih dan menguatkan yang tak berdaya.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment