"Wah, wingi rasane kesel banget" (Wah, kemarin rasanya capek sekali) kata Rama Yadi ketika makan pagi Senin 4 November 2013. Minggu 3 November 2013 memang menjadi hari yang amat padat untuk Rama Yadi dan juga Rama Bambang yang menanggapi ungkapan Rama Yadi dengan kata-kata "Kula jan-jane ngantuuuuuk banget" (Sebetulnya saya merasa mengantuk sekali). Seperti biasa hari Minggu itu ada Novena Seminar yang termasuk makan siang yang baru selesai pada antara jam 12.30-13.00. Kebetulan hari itu adalah pertemuan terakhir untuk tahun 2013. Selain acara seminar yang diisi oleh Rama Robertus Rubiatmoko, rombongan ibu-ibu dari Paroki Katedral Semarang sudah berjanji akan datang pada jam 14.00.
Ketika sedang makan siang pada Minggu itu, Rama Bambang mendapatkan telepon dari Bu Laksono ketua Ibu-Ibu Paroki Pringwulung. "Rama menika ibu-ibu saking Mojosongo, Sala, badhe mampir kunjungan ke Rama-rama Domus Pacis. Sakmenika taksih wonten pastoran paroki" (Rama, ini ibu-ibu dari Mojosongo, Sala, akan mampir mengunjungi para rama Domus Pacis. Sekarang masih di pastoran paroki). "Oh, pinten jumlahe? Mboten saget nyedhiani unjukan lho, tiyang mboten paring pirsa rumiyin" (Oh, berapa jumlahnya? Kami tidak dapat menyediakan minuman, lho, karena tidak memberi informasi lebih dahulu) kata Rama Bambang. Ternyata bu Laksono memberi informasi bahwa tamu Mojosongo sudah makan minum di paroki. Dan saat itu segera menuju Domus Pacis. Di dalam telepon itu Bu Laksono menyebut nama Rama Yadi karena beliau disebut khusus oleh para tamu Mojosongo. Maka Rama Bambang meminta salah satu karyawan agar memberi tahu Rama Yadi, yang sudah meninggalkan meja makan menuju kamarnya, untuk diminta bersiap-siap.
Sekitar jam 13.15 datanglah ibu-ibu. Rama Yadi, Rama Harto, dan Rama Bambang sudah bersiap menyambut mereka. Mereka datang langsung menyalami para rama. "Rama kok tahun ini tidak misa di Marina?" seorang ibu berkata kepada Rama Bambang. "Betul, tahun kemarin sangat meriah ya" kata ibu yang lain. Rama Bambang dalam hati heran, ternyata ada umat Sala yang ikut Misa Arwah di Pantai Marina, Semarang, pada November 2012. Ibu lain menyahut "Dulu, kalau misa di Kerep, khotbah Rama Bambang pasti heboh." "Wong Mojosongo kok ora nyritakke Guwa Mari Mojosongo, malah ngomongke Guwa Gerep" (Orang Mojosongo kok tidak berceritera tentang Gua Maria Mojosongo, tetapi malah omong Gua Kerep) Rama bambang mencela mereka dalam hati. Kebetulan ada 2 orang frater yang mengantar rombongan ibu-ibu tersebut. Sala satu di antara mereka bercerita kepada Rama Agoeng yang datang bergabung "Ibu-ibu Katedral ini tadi kunjungan di Seminari Tinggi Kentungan. Ternyata mereka belum mengerti jalan menuju Domus Pacis Pacis. Maka, kami memandu si sopir bus." Maka tahulah Rama Bambang. Ternyata yang datang adalah rombongan Semarang yang rencananya datang jam 14.00. Ketika rombongan ini akan pulang pada hampir jam 14.00, barulah rombongan Mojosongo datang.
Pada malam hari Rama Yadi sudah janjian melayani misa. Sementara itu pada jam 14.30 Rama Bambang kembali ke kamar segera mandi. Jam 15.00 ada orang yang akan menjemputnya, karena Rama Bambang juga akan melayani misa jam 17.00 di Lingkungan Daratan, Paroki Klepu. Rama Bambang sempat tidur di perjalanan menuju Daratan, karena perjalanan cukup lama disebabkan oleh lalu lintas yang amat padat. Maka layaklah kalau pada makan pagi hari Senin Rama Yadi mengatakan betapa hari Minggu itu memang membuat capek. Meskipun demikian, dalam hari yang capek itu Rama Bambang
merasakan kegembiraan. Bagaimana tidak gembira? Banyak lele yang terjual dibeli oleh para peserta Novena Seminar. Maka, Rama Agoeng bisa membeli makan untuk ikan-ikan Domus. Semua kalender 2014 habis terjual. Maka, Rama Bambang mendapatkan keuntungan untuk menambah jatah uang masak. CD dan DVD dari Komsos juga banyak yang membeli. Maka, Rama Joko pemegang uang Komsos akan dapat pemasukan. Banyak juga rosario dibeli baik oleh ibu-ibu Katedral maupun Mojosongo. Maka, Rama Yadi dapat bergirang hati. Capek pelayanan rohani, tapi ada juga kegembiraan. Soalnya kegembiraan apa. Jangan-jangan malah jadi mata duwitan ha ha ha ......
0 comments:
Post a Comment