Kolom "Pastoral Ketuaan" akayang tak bisan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Kewaspadaan

Siang ini aku bekerja beberapa jam sendirian di sungai mengangkut batu-batu granit berat ke tepian dan menyusunnya dalam tumpukan. Seraya melakukannya aku menyadari benar-benar betapa sulitnya "
nepsis" - pengontrolan pikiran - yang aku baca pagi ini. Pikiranku tidak saja mengembara ke segala jurusan, tetapi mulai merenung dengan kurang senang atas banyak perasaan-perasaan negatif, perasaan kekerasan terhadap orang-orang yang tidak memberiku perhatian seperti yang kuinginkan, perasaan iri hati terhadap orang-orang yang memperoleh lebih banyak daripada aku, perasaan kasihan terhadap diri sendiri dibandingkan dengan orang-orang yang belum menulis, dan banyak perasaan penyesalan serta bersalah terhadap orang-orang dengan siapa aku mempunyai relasi yang terganggu. ...

Bacaanku mengenai spiritualitas padang gurun telah membuatku sadar akan pentingnya "
nepsis".
Nepsis berarti keseriusan mental, perhatian spiritual yang terarah kepada Allah, kewaspaan dalam menyingkirkan pikiran-pikiran jelek, dan menciptakan ruang bebas untuk berdoa. Seraya bekerja mengambil batu aku mengulang-ulang beberapa kali kata-kata masyhur dari para Bapa Padang Gurun yang tua: "
fuge, face, et quisce" ("hidup dalam keheningan, kesunyian, dan kedamaian bati"), tetapi hanya Allah yang tahu sudah sampai di manakah aku, tidak hanya dari realitas ini tetapi bahkan dari dambaan ini.
dari The Genesee Diary
0 comments:
Post a Comment