warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
2Raj. 22:8-13; 23:1-3; Mzm. 119:33,34,35,36,37,40; Mat. 7:15-20. BcO Ezr. 7:6-28.
2Raj. 22:8-13; 23:1-3; Mzm. 119:33,34,35,36,37,40; Mat. 7:15-20. BcO Ezr. 7:6-28.
Nas Injil:
15 “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri ? 17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 18Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
15 “Waspadalah terhadap nabi-nabi palsu yang datang kepadamu dengan menyamar seperti domba, tetapi sesungguhnya mereka adalah serigala yang buas. 16 Dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka. Dapatkah orang memetik buah anggur dari semak duri atau buah ara dari rumput duri ? 17 Demikianlah setiap pohon yang baik menghasilkan buah yang baik, sedang pohon yang tidak baik menghasilkan buah yang tidak baik. 18Tidak mungkin pohon yang baik itu menghasilkan buah yang tidak baik, ataupun pohon yang tidak baik itu menghasilkan buah yang baik. 19 Dan setiap pohon yang tidak menghasilkan buah yang baik, pasti ditebang dan dibuang ke dalam api. 20 Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka.
Percikan Nas:
Tuhan mengatakan, “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Mat 7:20). Orang bisa mengenal suatu pohon itu baik atau tidak bisa dilihat dari buahnya. Buah yang baik menandakan pohonnya baik. Buah yang tidak baik menandakan pohonnya tidak baik.
Dulu waktu jadi seminaris sering ada rasan-rasan ngrasani pamong dan sub pamong. Salah satu omongan yang sering muncul adalah ketatnya pendampingan pamong dan sub pamong. Apalagi kala pamong n sub pamong sering keliling dan ngawasi. Ketatnya pengawasan mereka membuat kami kadang berontak. Namun setelah lepas dari pendidikan tersebut kami merasakan ketatnya disiplin tersebut mendidik kami.
Kala masih mengurusi bantuan bencana saya menerapkan sistem “OLI” (Ora Laporan Isin). Setiap pribadi yang mengerjakan proyek mesti membuat laporan keuangan dan narasinya. Ada yang mundur tidak sanggup kalau harus membuat laporan. Yang mundur itu adalah kelompok yang sering menyerukan transparansi. Umumnya banyak yang mengikuti sistem yang dibangun. Mereka pun merasakan buahnya kala mengikuti sistem tersebut.
Kadang ada kecenderungan kita untuk membuat aturan tersendiri yang lepas dari aturan umum. Ada banyak alasan yang bisa diutarakan. Namun nggugu karepe dhewe seperti itu umumnya akan menghadirkan buah yang tidak baik. Bibit yang baik pun tidak akan bertumbuh dengan baik, buahnya pun tidak baik. Namun kala kita mau mengikuti aturan-aturan yang berlaku bibit baik kita akan tumbuh dan menghasilkan buah yang baik. Maka mari kita jangan rugikan pertumbuhan baik kita.
Tuhan mengatakan, “Jadi dari buahnyalah kamu akan mengenal mereka” (Mat 7:20). Orang bisa mengenal suatu pohon itu baik atau tidak bisa dilihat dari buahnya. Buah yang baik menandakan pohonnya baik. Buah yang tidak baik menandakan pohonnya tidak baik.
Dulu waktu jadi seminaris sering ada rasan-rasan ngrasani pamong dan sub pamong. Salah satu omongan yang sering muncul adalah ketatnya pendampingan pamong dan sub pamong. Apalagi kala pamong n sub pamong sering keliling dan ngawasi. Ketatnya pengawasan mereka membuat kami kadang berontak. Namun setelah lepas dari pendidikan tersebut kami merasakan ketatnya disiplin tersebut mendidik kami.
Kala masih mengurusi bantuan bencana saya menerapkan sistem “OLI” (Ora Laporan Isin). Setiap pribadi yang mengerjakan proyek mesti membuat laporan keuangan dan narasinya. Ada yang mundur tidak sanggup kalau harus membuat laporan. Yang mundur itu adalah kelompok yang sering menyerukan transparansi. Umumnya banyak yang mengikuti sistem yang dibangun. Mereka pun merasakan buahnya kala mengikuti sistem tersebut.
Kadang ada kecenderungan kita untuk membuat aturan tersendiri yang lepas dari aturan umum. Ada banyak alasan yang bisa diutarakan. Namun nggugu karepe dhewe seperti itu umumnya akan menghadirkan buah yang tidak baik. Bibit yang baik pun tidak akan bertumbuh dengan baik, buahnya pun tidak baik. Namun kala kita mau mengikuti aturan-aturan yang berlaku bibit baik kita akan tumbuh dan menghasilkan buah yang baik. Maka mari kita jangan rugikan pertumbuhan baik kita.
Doa:
Tuhan semoga aku setia dan tekun mengikuti jalan-Mu dalam menumbuhkan bibit baik yang telah Kauanugerahkan kepadaku. Jauhkanlah diriku dari kesombongan-kesombongan diri yang mendorongku melepaskan diri dari sistem yang ada. Pada-Mu aku bersandar dan dalam jalan-Mu aku melangkah. Amin.
Tuhan semoga aku setia dan tekun mengikuti jalan-Mu dalam menumbuhkan bibit baik yang telah Kauanugerahkan kepadaku. Jauhkanlah diriku dari kesombongan-kesombongan diri yang mendorongku melepaskan diri dari sistem yang ada. Pada-Mu aku bersandar dan dalam jalan-Mu aku melangkah. Amin.
Buah Baik
(goeng).
(goeng).
0 comments:
Post a Comment