warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
2Raj. 17:5-8,13-15a,18; Mzm. 60:3,4-5,12-13; Mat. 7:1-5. BcO Za. 8:1-17,20-23.
2Raj. 17:5-8,13-15a,18; Mzm. 60:3,4-5,12-13; Mat. 7:1-5. BcO Za. 8:1-17,20-23.
Nas Injil:
1 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
1 “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3 Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?4 Bagaimanakah engkau dapat berkata kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu, padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu.”
Percikan Nas:
Sering kita mendengar seseorang mengkritik orang lain bukan karena penilaian yang objektif tapi karena dilandasi oleh rasa senang tidak senang atau ingin menjatuhkan. Yang sangat memprihatinkan hal tersebut dilakukan oleh tokoh-tokoh besar. Data sedikit dan tidak memadai sudah digunakan sebagai landasan untuk nyinyir. Rasa terusik pun langsung nyinyir.
Namun situasi sekarang pun berubah. Nyinyir-nyinyir tanpa data yang memadai dan dilandasi oleh dorongan untuk menjatuhkan segera mendapat tanggapan dari netizen yang lebih pedas. Tapi tidak tahu karena ndableknya atau karena sudah tidak tahu malu yang nyinyirpun merasa melakukan itu demi nama bangsa, demi nama rakyat.
Rasanya kita sungguh perlu hati-hati dalam memberikan penilaian. Jangan-jangan penilaian nyinyir tersebut akan kena pada diri kita sendiri. Tuhan mengatakan, “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Mat 7:1-2).
Sering kita mendengar seseorang mengkritik orang lain bukan karena penilaian yang objektif tapi karena dilandasi oleh rasa senang tidak senang atau ingin menjatuhkan. Yang sangat memprihatinkan hal tersebut dilakukan oleh tokoh-tokoh besar. Data sedikit dan tidak memadai sudah digunakan sebagai landasan untuk nyinyir. Rasa terusik pun langsung nyinyir.
Namun situasi sekarang pun berubah. Nyinyir-nyinyir tanpa data yang memadai dan dilandasi oleh dorongan untuk menjatuhkan segera mendapat tanggapan dari netizen yang lebih pedas. Tapi tidak tahu karena ndableknya atau karena sudah tidak tahu malu yang nyinyirpun merasa melakukan itu demi nama bangsa, demi nama rakyat.
Rasanya kita sungguh perlu hati-hati dalam memberikan penilaian. Jangan-jangan penilaian nyinyir tersebut akan kena pada diri kita sendiri. Tuhan mengatakan, “Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. Karena dengan penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu” (Mat 7:1-2).
Doa:
Tuhan semoga saya tidak gampang nyinyir atas sesuatu apalagi karena alasan suka dan tidak suka. Andaikan mesti memberi penilaian saya mempunyai data yang memadai. Kuatkan aku untuk menjadi pribadi yang mendukung pengembangan kehidupan, bukan sekedar orang yang hanya ingin menang dan diutamakan. Amin.
Tuhan semoga saya tidak gampang nyinyir atas sesuatu apalagi karena alasan suka dan tidak suka. Andaikan mesti memberi penilaian saya mempunyai data yang memadai. Kuatkan aku untuk menjadi pribadi yang mendukung pengembangan kehidupan, bukan sekedar orang yang hanya ingin menang dan diutamakan. Amin.
Nyinyir.
(goeng).
(goeng).
0 comments:
Post a Comment