warna liturgi Hijau
Bacaan-bacaan:
2Ptr. 1:1-7; Mzm. 91:1-2,14-15ab,15c-16; Mrk. 12:1-12. BcO Gal. 1:13-2:10.
2Ptr. 1:1-7; Mzm. 91:1-2,14-15ab,15c-16; Mrk. 12:1-12. BcO Gal. 1:13-2:10.
Nas Injil:
1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: “Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. 8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. 9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. 10 Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: 11 hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” 12 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.
1 Lalu Yesus mulai berbicara kepada mereka dalam perumpamaan: “Adalah seorang membuka kebun anggur dan menanam pagar sekelilingnya. Ia menggali lobang tempat memeras anggur dan mendirikan menara jaga. Kemudian ia menyewakan kebun itu kepada penggarap-penggarap lalu berangkat ke negeri lain. 2 Dan ketika sudah tiba musimnya, ia menyuruh seorang hamba kepada penggarap-penggarap itu untuk menerima sebagian dari hasil kebun itu dari mereka. 3 Tetapi mereka menangkap hamba itu dan memukulnya, lalu menyuruhnya pergi dengan tangan hampa. 4 Kemudian ia menyuruh pula seorang hamba lain kepada mereka. Orang ini mereka pukul sampai luka kepalanya dan sangat mereka permalukan. 5 Lalu ia menyuruh seorang hamba lain lagi, dan orang ini mereka bunuh. Dan banyak lagi yang lain, ada yang mereka pukul dan ada yang mereka bunuh. 6 Sekarang tinggal hanya satu orang anaknya yang kekasih. Akhirnya ia menyuruh dia kepada mereka, katanya: Anakku akan mereka segani. 7 Tetapi penggarap-penggarap itu berkata seorang kepada yang lain: Ia adalah ahli waris, mari kita bunuh dia, maka warisan ini menjadi milik kita. 8 Mereka menangkapnya dan membunuhnya, lalu melemparkannya ke luar kebun anggur itu. 9 Sekarang apa yang akan dilakukan oleh tuan kebun anggur itu? Ia akan datang dan membinasakan penggarap-penggarap itu, lalu mempercayakan kebun anggur itu kepada orang-orang lain. 10 Tidak pernahkah kamu membaca nas ini: Batu yang dibuang oleh tukang-tukang bangunan telah menjadi batu penjuru: 11 hal itu terjadi dari pihak Tuhan, suatu perbuatan ajaib di mata kita.” 12 Lalu mereka berusaha untuk menangkap Yesus, karena mereka tahu, bahwa merekalah yang dimaksudkan-Nya dengan perumpamaan itu. Tetapi mereka takut kepada orang banyak, jadi mereka pergi dan membiarkan Dia.
Percikan Nas
Kisah yang digambarkan Yesus di atas sering terjadi pada masa sekarang ini juga. Ada banyak peternak atau orang punya kebun dipasrahkan ke orang dan orang yang dipasrahi itu malah merampas harta pemilik. Perampasan tersebut bisa berupa tidak serius bekerja, atau mencuri barang dan pakan ternak, atau mengambil hasil dari tani dan ternak atau malah menjual ternak yang dipasrahkan. Seringkali mereka pun dengan santai melakukan itu dan kala pertanian dan peternakan gagal mereka melenggang dengan tenang.
Dipasrahi sesuatu sebenarnya diberi kepercayaan. Kepercayaan untuk mengembangkan apa yang dipasrahkan. Kala kita menanggapi kepercayaan tersebut maka sebenarnya bukan hanya si pemercaya yang bahagia. Kita pun akan merasa bahagia. Umumnya kalau kita berhasil mengembangkan kepercayaan maka kepercayaan yang lebih besar akan diberikan kepada kita.
Ketika kita dipercaya kita mesti sungguh-sungguh menjaga kepercayaan tersebut. Kita mesti hati-hati dengan godaan mengambil untung bagi diri sendiri apalagi godaan untuk merugikan yang percaya kepada kita. Bila kita bisa dipercaya sebenarnya kita pun sudah mendapat keuntungan dari jerih payah kita menjaga kepercayaan tersebut. Maka marilah kita menjaga sungguh kepercayaan yang diberikan kepada kita. Jangan lukai mereka yang percaya dengan hanya mencari keuntungan sendiri.
Kisah yang digambarkan Yesus di atas sering terjadi pada masa sekarang ini juga. Ada banyak peternak atau orang punya kebun dipasrahkan ke orang dan orang yang dipasrahi itu malah merampas harta pemilik. Perampasan tersebut bisa berupa tidak serius bekerja, atau mencuri barang dan pakan ternak, atau mengambil hasil dari tani dan ternak atau malah menjual ternak yang dipasrahkan. Seringkali mereka pun dengan santai melakukan itu dan kala pertanian dan peternakan gagal mereka melenggang dengan tenang.
Dipasrahi sesuatu sebenarnya diberi kepercayaan. Kepercayaan untuk mengembangkan apa yang dipasrahkan. Kala kita menanggapi kepercayaan tersebut maka sebenarnya bukan hanya si pemercaya yang bahagia. Kita pun akan merasa bahagia. Umumnya kalau kita berhasil mengembangkan kepercayaan maka kepercayaan yang lebih besar akan diberikan kepada kita.
Ketika kita dipercaya kita mesti sungguh-sungguh menjaga kepercayaan tersebut. Kita mesti hati-hati dengan godaan mengambil untung bagi diri sendiri apalagi godaan untuk merugikan yang percaya kepada kita. Bila kita bisa dipercaya sebenarnya kita pun sudah mendapat keuntungan dari jerih payah kita menjaga kepercayaan tersebut. Maka marilah kita menjaga sungguh kepercayaan yang diberikan kepada kita. Jangan lukai mereka yang percaya dengan hanya mencari keuntungan sendiri.
Doa:
Tuhan semoga aku bisa menjaga kepercayaan yang diberikan kepadaku. Semoga aku pun bisa mengembangkan segala sesuatu yang dipercayakan kepadaku. Dampingilah pula mereka yang kami percaya. Amin.
Tuhan semoga aku bisa menjaga kepercayaan yang diberikan kepadaku. Semoga aku pun bisa mengembangkan segala sesuatu yang dipercayakan kepadaku. Dampingilah pula mereka yang kami percaya. Amin.
Menjaga kepercayaan.
(goeng).
(goeng).
0 comments:
Post a Comment