Hari Keempat dalam Oktaf Natal
warna liturgi Merah
Bacaan-bacaan:
1Yoh. 1:5-2:2; Mzm. 124:2-3,4-5,7b-8; Mat. 2:13-18. BcO Kel. 1:8-16,22.
Nas Injil:
13 Setelah orang-orang majus itu berangkat, nampaklah malaikat Tuhan kepada Yusuf dalam mimpi dan berkata: "Bangunlah, ambillah Anak itu serta ibu-Nya, larilah ke Mesir dan tinggallah di sana sampai Aku berfirman kepadamu, karena Herodes akan mencari Anak itu untuk membunuh Dia." 14 Maka Yusufpun bangunlah, diambilnya Anak itu serta ibu-Nya malam itu juga, lalu menyingkir ke Mesir, 15 dan tinggal di sana hingga Herodes mati. Hal itu terjadi supaya genaplah yang difirmankan Tuhan oleh nabi: "Dari Mesir Kupanggil Anak-Ku." 16 Ketika Herodes tahu, bahwa ia telah diperdayakan oleh orang-orang majus itu, ia sangat marah. Lalu ia menyuruh membunuh semua anak di Betlehem dan sekitarnya, yaitu anak-anak yang berumur dua tahun ke bawah, sesuai dengan waktu yang dapat diketahuinya dari orang-orang majus itu. 17 Dengan demikian genaplah firman yang disampaikan oleh nabi Yeremia: 18 "Terdengarlah suara di Rama, tangis dan ratap yang amat sedih; Rahel menangisi anak-anaknya dan ia tidak mau dihibur, sebab mereka tidak ada lagi."
Percikan Nas:
Amarah bisa memicu tindakan yang lepas kendali. Siapapun yang tidak sepaham dan sepemikiran bisa menjadi korbannya. Segala sesuatu yang baik menjadi buruk, dan ada kecenderungan untuk melihat keburukan-keburukan. Hal-hal baik rusak dan tak terlihat. Bahkan amarah bisa memicu tindakan-tindakan brutal.
Herodes marah karena merasa tertipu oleh para sarjana. Para sarjana yang berjanji akan memberitahukan keberadaan bayi Yesus tidak jadi mampir ke Herodes karena mendengarkan suara malaikat Tuhan. Herodes pun dengan brutal meluapkan amarahnya dengan membunuh bayi-bayi di bawah usia 2 tahun.
Mungkin kita pun pernah diliputi oleh amarah. Ada orang yang marah lalu malas ke Gereja, malas bertemu orang, melihat diri sebagai yang tak terperhatikan dan orang-orang jelek semua. Kalau kita beriman pada Kristus tentunya kita tidak perlu berlaku seperti Herodes. Sebagai murid Kristus kita dipanggil untuk mampu menguasai dan mengelola amarah kita, bukan dikuasai dan dikuasai oleh amarah. Adalah sangat sayang kehilangan rahmat Tuhan karena amarah.
Doa:
Tuhan sudilah Engkau membantu kami agar mampu mengelola emosi hidup ini. Semoga kami menjadi pribadi yang makin dewasa dan bijaksana. Jagailah kami dari amarah yang membabibuta. Amin.
Menguasai Amarah
(goeng).
0 comments:
Post a Comment