Kita Anak-Anak Bapa Surgawi, Bukan Anak Kodok dan Anak Kalong

Senin, 17 Desember 2018

Hari Biasa Khusus Adven

Mat 1:1-17

Kita dilahirkan untuk kemuliaan dan kemartabatan. Manusia bahkan diciptakan menurut gambar dan rupa Allah. Garis silsilah manusia bersumber dari dua nama besar yakni Bapa Adam dan Bapa Abraham. Bapa Adam adalah bapa asal usul leluhur kemanusiaan. Bapa Abraham adalah leluhur ketaatan iman. 

Namun sayangnya, manusia ternyata seorang tiran. Dia menyalahgunakan kebebasan yang Tuhan berikan kepadanya, menentang, tidak menaati dan memalingkan punggungnya pada Penciptanya. Bahkan di negeri ini, gara-gara beda aspirasi politik, manusia direndahkan menjadi sekadar keturunan kodok dan kalong alias cebong dan kampret yang diaduk dalam kebencian dan kebiadaban hewani.  

Dengan air mata di mataNya, Bapa menyaksikan putranya yang hilang pergi ke pengasingan karena saling serang dalam kebencian. Syukurlah, Allah tidak menulis sejarah manusia untuk mengakhiri tragedi. Allah mengutus Anak-Nya ke dunia untuk membantu manusia mendapatkan kembali kehebatannya: untuk mengangkatnya ke tingkat yang lebih tinggi, untuk menjadi anak-anak Allah. Sejarah bukanlah jalan yang menuju ke kebinasaan melainkan menuju keselamatan agar kita berada di surga bersama Tuhan. 

Tuhan Yang Maha Esa, persatukanlah yang sedang bertikai dalam perdamaian dan persaudaraan sebab kami semua berasal dari keluarga yang sama yang mengacu pada Bapa Adam dan Bapa Abraham. Semoga damai sejahteralah umat manusia di mana pun berada kini dan selamanya. Amin.

JoharT Wurlirang, 17/12/2018

»̶·̵̭̌·̵̭̌✽̤̈̊•Ɓέяќǎђ•Đǎlєm•✽̤̥̈̊·̵̭̌·̵̭̌«̶
Aloys budi purnomo Pr

Sent from my heart of abudhenkpr
"abdi Dalem palawija"
Majalah INSPIRASI, Lentera yang Membebaskan;
Komisi Hubungan Antaragama dan Kepercayaan Keuskupan Agung Semarang;
Campus Ministry Unika Soegijapranata Semarang