Yohanes dr Damsyik
warna liturgi Putih
Bacaan-bacaan:
Yes. 11:1-10; Mzm. 72:2,7-8,12-13,17; Luk. 10:21-24. BcO Yes. 8:1-18.
Nas Injil:
21 Pada waktu itu juga bergembiralah Yesus dalam Roh Kudus dan berkata: "Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu. 22 Semua telah diserahkan kepada-Ku oleh Bapa-Ku dan tidak ada seorangpun yang tahu siapakah Anak selain Bapa, dan siapakah Bapa selain Anak dan orang yang kepadanya Anak itu berkenan menyatakan hal itu." 23 Sesudah itu berpalinglah Yesus kepada murid-murid-Nya tersendiri dan berkata: "Berbahagialah mata yang melihat apa yang kamu lihat. 24 Karena Aku berkata kepada kamu: Banyak nabi dan raja ingin melihat apa yang kamu lihat, tetapi tidak melihatnya, dan ingin mendengar apa yang kamu dengar, tetapi tidak mendengarnya."
Percikan Nas:
Suatu kali ada seorang bapak sederhana sedih karena ia telah membuat kesalahan di dalam pekerjaannya. Ia pun segera menemui tuannya dan meminta maaf. Ia siap bila dengan permintaan maafnya ia akan kehilangan pekerjaan. Namun tuannya melihat ketulusan penyesalan bapak tersebut dan mengampuni kesalahannya.
Tuhan bersabda, “Aku bersyukur kepada-Mu, Bapa, Tuhan langit dan bumi, karena semuanya itu Engkau sembunyikan bagi orang bijak dan orang pandai, tetapi Engkau nyatakan kepada orang kecil. Ya Bapa, itulah yang berkenan kepada-Mu” (Luk 10:21). Orang-orang kecil terbuka atas kebijakan hidup. Orang bijak dan pandai seringkali tidak segera rela menanggapi kebijakan hidup dan berkutat dalam pikiran untung dan rugi.
Dalam hidup ini ada kebijakan-kebijakan hidup yang bisa kita tanggapi secara spontan. Kalau kita berbuat salah kebijakannya ya meminta maaf. Namun sering karena kepandaian kita malah sering tidak mampu melihat dan menjalankan itu secara spontan. Tidak jarang malah ada kecenderungan untuk memasang strategi biar bisa menutupi kesalahan tersebut atau karena malu sehingga gengsi untuk mengakui kesalahan. Maka marilah kita menjadi orang yang sederhana dalam hidup ini, tidak perlu memasang banyak siasat untuk menutupi kekurangan kita.
Doa:
Tuhan bukalah mata hati kami agar bisa melihat dan menyikapi hidup ini dengan sederhana. Kuatkanlah kami untuk mengakui bersalah bila kami bersalah. Mensyukuri rahmat-Mu bila kami bertindak benar. Singkirkanlah siasat-siasat buruk yang sering terbangun untuk menutupi kesalahan kami. Amin.
Sederhana dalam hidup
Adven: saat berani mengakui kesalahan
(goeng).
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment