Pages

Subscribe:
/
  • Domus Pacis

    Domus Pacis atau Rumah Damai berada di Puren, Condongcatur, Depok, Sleman, Yogyakarta. Di rumah ini sedang dikembangkan pastoral ketuaan. "Tua tak mungkin terlambat datangnya, namun renta bisa ditunda hadirnya"

  • Indahnya di usia tua

    Tua namun tak renta, sakit tak sengsara, Mati masuk surga

  • Tua Yang Bijaksana

    Menjadi Tua itu kepastian, namun tua yang bijaksana itu suatu perjuangan.

Tuesday, December 4, 2018

Percikan Nas Rabu, 05 Desember 2018

Hari biasa Pekan I Adven
warna liturgi Ungu

Bacaan-bacaan: 
Yes. 25:6-10a; Mzm. 23:1-3a,3b-4,5,6; Mat. 15:29-37. BcO Yes. 8:23b-9:6.

Nas Injil: 
29 Setelah meninggalkan daerah itu, Yesus menyusur pantai danau Galilea dan naik ke atas bukit lalu duduk di situ. 30 Kemudian orang banyak berbondong-bondong datang kepada-Nya membawa orang lumpuh, orang timpang, orang buta, orang bisu dan banyak lagi yang lain, lalu meletakkan mereka pada kaki Yesus dan Ia menyembuhkan mereka semuanya. 31 Maka takjublah orang banyak itu melihat orang bisu berkata-kata, orang timpang sembuh, orang lumpuh berjalan, orang buta melihat, dan mereka memuliakan Allah Israel. 32 Lalu Yesus memanggil murid-murid-Nya dan berkata: "Hati-Ku tergerak oleh belas kasihan kepada orang banyak itu. Sudah tiga hari mereka mengikuti Aku dan mereka tidak mempunyai makanan. Aku tidak mau menyuruh mereka pulang dengan lapar, nanti mereka pingsan di jalan." 33 Kata murid-murid-Nya kepada-Nya: "Bagaimana di tempat sunyi ini kita mendapat roti untuk mengenyangkan orang banyak yang begitu besar jumlahnya?" 34 Kata Yesus kepada mereka: "Berapa roti ada padamu?" "Tujuh," jawab mereka, "dan ada lagi beberapa ikan kecil." 35 Lalu Yesus menyuruh orang banyak itu duduk di tanah. 36 Sesudah itu Ia mengambil ketujuh roti dan ikan-ikan itu, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada murid-murid-Nya, lalu murid-murid-Nya memberikannya pula kepada orang banyak. 37 Dan mereka semuanya makan sampai kenyang. Kemudian orang mengumpulkan potongan-potongan roti yang sisa, tujuh bakul penuh.

Percikan Nas:
Beberapa bulan yang lalu Paroki kami mengadakan ulang tahun paroki.  Kami ingin pesta ini menjadi pesta seluruh umat. Karena pesta umat maka semua umat mesti bisa makan. Karena kondisi keuangan yang belum memadai maka kami meminta umat membawa makan malamnya untuk dibawa ke Gereja. Ini juga menjadi kesempatan untuk bersyukur dan mohon berkat atas rahmat rejeki yang telah diberikan Tuhan. Pesta pun terjadi dan semua umat bisa makan dengan gembira.
Tuhan tidak tega melihat kondisi mereka yang telah mengikuti-Nya berhari-hari pulang dalam kondisi kelaparan. Namun tempat mereka berada sunyi dan tak ada warung yang bisa memenuhi kebutuhan mereka. Pada mereka ada tujuh roti dan ikan. Tuhan menerima persembahan tersebut dan menggandakannya.
Mungkin dalam diri kita pun ada keterbatasan-keterbatasan. Kadang kita menyerah pada keterbatasan tersebut. Kiranya 2 kisah di atas bisa menjadi inspirasi kita. Selalu ada jalan untuk mengatasi keterbatasan kala ada keterbukaan hati dan pikiran untuk menyerahkan dan menggunakan milik kita. Sikap ini akan menggandakan kemampuan kita yang terbatas. Kita pun akan terkagum atas hasil yang kita dapat.

Doa:
Bapa Engkau memberi pada kami secara cukup. Kala kami mau berbagi dan bersinergi kami pun akan mampu menghasilkan sesuatu yang lebih. Bantulah kami agar kami mampu bersinergi dan rela untuk berbagi. Amin.

Persembahanmu berarti

Adven: saat rela berbagi
(goeng).

0 comments:

Post a Comment