Friday, February 1, 2019
Ikut Berdana Pembangunan Rumah Tua
Ini adalah kejadian pada Jumat 1 Februari 2019. Seperti biasa sejak bulan September 2018, Setiap permulaan bulan Rm. Bambang membawa kuitansi ketika waktu makan pagi. Dia mendatangi Rm. Ria, Rm. Tri Hartono, Rm. Harto, dan Rm. Yadi satu per satu di tempat duduk masing-masing. Tetapi untuk hari itu ada perbedaan. Biasanya Rm. Bambang menyerahkan satu amplop berisi uang ke masing-masing lalu sang penerima menghitungnya dan kemudian menandatangani kuitansi. Pada hari itu semua uang berada dalam satu amplop tetapi sudah dikemas untuk masing-masing rama. Dan sebelum menyerahkan ke masing-masing, Rm. Bambang berkata "Uang saku Pebruari iki arep takdum wae. Engko sing sida arep nyumbang, serahke wae terserah pira" (Uang saku untuk Februari akan saya bagi saja. Nanti yang akan menyumbang, serahkan saja berapa). Uang pun dibagikan dan kemudian para rama bergantian menandatangani.
Di tengah-tengah makan pagi itu, Rm. Tri Hartono mengulurkan tangan yang jari-jarinya memegang jatah uang sakunya. Seorang karyawan membantu menerima uang itu dan menyerahkan kepada Rm. Bambang. Rm. Yadi yang tempat duduknya di sebelah kiri Rm. Bambang juga menyodorkan uang jatahnya. "Wau Rama Harto kula takeni kok mboten nyerahke. Jawabanipun 'Engko'" (Tadi saya bertanya ke Rm. Harto mengapa tidak menyerahkan. Beliau menjawab 'Nanti') kata Mas Abas ketika berjumpa dengan Rm. Bambang. Rm. Bambangpun memintanya untuk memberi tahu Rm. Harto "Pun mboten sah nyerahke" (Tak usah menyerahkan saja). Peristiwa itu sebenarnya berawal pada pembicaraan pada bulan Januari 2019. Pada waktu itu ada surat dari panitia pembangunan rumah tua untuk rama-rama praja Keuskupan Agung Semarang di Kentungan yang ditandatangani oleh Rm. Dodit. Itu adalah surat pengumpulan dana. Para rama Domus yang biasa makan bersama menanggapi dengan keputusan menyerahkan uang saku Februari untuk ikut berdana.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment