diambil dari katakombe.org/para-kudus Hits: 3841 Diterbitkan: 09 Agustus 2013 Diperbaharui: 28 Juli 2017
- Perayaan02 Februari - 24 November (sebagai salah satu dari para Martir Vietnam)
- Lahir21 November 1829
- Kota asalSaint-Loup, Poitiers, Perancis
- Wilayah karyaVietnam
- Wafat02 February 1861 di Hanoi Vietnam | Martir
Dipenggal kepala; lalu kepalanya dipasang pada tiang sebagai peringatan kepada orang Kristen yang lain.
Potongan kepalanya kemudian dapat diselamatkan lalu bersama tubuhnya dikirim ke Paris.
Dimakamkan di makam Biara Mission Etrangères de Paris (MEP) - Beatifikasi02 Mei 1909 oleh Paus Santo Pius X
- Kanonisasi19 Juni 1988 oleh Paus Beato Yohanes Paulus II Sumber : Katakombe.Org
Imam Perancis yang kudus ini telah berangan-angan untuk menjadi seorang martir semenjak ia masih kecil. Ia bersekolah untuk menjadi seorang imam. Kemudian ia masuk seminari untuk para misionaris di Paris, Perancis. Keluarganya, yang sangat ia kasihi, teramat sedih memikirkan bahwa kelak, setelah menjadi imam, ia akan meninggalkan mereka. Pada masa itu perjalanan tidaklah semudah seperti sekarang ini. Theophane sadar bahwa perjalanannya menyeberangi samudera luas ke Timur hampir dapat dipastikan akan memisahkannya dari keluarganya sepanjang hidupnya.
“Saudariku tersayang,” demikian tulisnya dalam salah satu suratnya, “betapa aku menangis ketika membaca suratmu. Ya, aku sadar sepenuhnya akan penderitaan besar yang aku timbulkan bagi keluarga kita. Aku pikir, terlebih-lebih lagi betapa dahsyat penderitaan itu bagimu, adikku terkasih. Tetapi, tidakkah kamu berpikir bahwa aku mencucurkan banyak air mata juga? Dengan mengambil keputusan demikian, aku sadar bahwa aku akan menyebabkan penderitaan teramat besar bagi kalian semua. Siapakah yang mencintai keluarganya lebih daripada aku? Seluruh kebahagiaanku di dunia ini berasal dari sana. Tetapi Tuhan, yang telah mempersatukan kita semua dalam ikatan cinta kasih mesra, ingin menarikku dari sana.”
Setelah ditahbiskan menjadi imam, Theophane berangkat ke Hongkong. Ia mulai berlayar pada bulan September 1852. Ia belajar beberapa bahasa asing selama lebih dari setahun di sana. Kemudian ia melanjutkan perjalanannya ke Tonkin (Vietnam). Pada masa itu di Vietnam umat Kristen sedang dianiaya atas perintah penguasa Minh-Menh yang sangat anti-Kristen. Penganiayaan hebat ini telah memaksa para imam dan uskup untuk bersembunyi di hutan-hutan dan gua-gua. Pastor Venard, yang kesehatannya tidak pernah baik, sangat menderita oleh keadaan ini namun ia dengan gigih tetap melayani umatnya secara sembunyi-sembunyi pada malam hari. Suatu ketika ia bisa menemukan sebuah lokasi yang aman, dan ia lalu bertahan dilokasi tersebut sambil tetap melayani umat di Tonkin selama hampir empat tahun.
Sayangnya Pastor Vernard kemudian dikhianati oleh seorang umatnya. Ia ditangkap pada tanggal 30 November 1860. Dia diadili karena kejahatan menjadi seorang Kristen, dan diberi banyak kesempatan untuk menyelamatkan dirinya sendiri dengan menyangkal imannya akan Kristus. Dengan tegas ia menolak. Ia lalu dirantai dan dimasukkan dalam kurungan selama dua bulan.
Sikapnya yang lemah lembut meluluhkan hati semua orang, bahkan para sipir penjara. Ia berhasil menulis sepucuk surat kepada keluarganya di mana ia menulis, “Semua orang di sekitarku adalah orang yang beradab serta sopan. Banyak dari antara mereka yang mengasihiku. Dari pejabat tinggi hingga prajurit yang terendah sekali pun, semua menyesalkan bahwa hukum negara menjatuhkan hukuman mati. Aku tidaklah mereka siksa seperti saudara-saudaraku yang lain.”
Namun demikian, simpati mereka tidaklah dapat menyelamatkan nyawanya. St. Theophane wafat sebagai martir dengan cara dipenggal kepalanya pada tanggal 2 Februari 1861. Saat hukuman mati telah dilaksanakan dan para algojo telah pergi, kerumunan umat berebut mencelupkan saputangan mereka pada darahnya (sebagai relikwi).
Pastor Venard dinyatakan kudus oleh Paus Yohanes Paulus II pada tanggal 19 Juni 1988. Ia adalah salah seorang dari Para Martir Vietnam yang pestanya dirayakan pada tanggal 24 November.
Setiap Martir Adalah Persembahan Bagi Gereja
Sumber : Katakombe.Org
0 comments:
Post a Comment