Santo Kornelius, Paus dan Santo Siprianus, Uskup-Martir
Senin, 16 September 2013
Lukas 7:1-10
7:1 Setelah Yesus selesai berbicara di depan orang banyak, masuklah Ia ke Kapernaum.
7:2 Di situ ada seorang perwira yang mempunyai seorang hamba, yang sangat dihargainya. Hamba itu sedang sakit keras dan hampir mati.
7:3 Ketika perwira itu mendengar tentang Yesus, ia menyuruh beberapa orang tua-tua Yahudi kepada-Nya untuk meminta, supaya Ia datang dan menyembuhkan hambanya.
7:4 Mereka datang kepada Yesus dan dengan sangat mereka meminta pertolongan-Nya, katanya: "Ia layak Engkau tolong,
7:5 sebab ia mengasihi bangsa kita dan dialah yang menanggung pembangunan rumah ibadat kami."
7:6 Lalu Yesus pergi bersama-sama dengan mereka. Ketika Ia tidak jauh lagi dari rumah perwira itu, perwira itu menyuruh sahabat-sahabatnya untuk mengatakan kepada-Nya: "Tuan, janganlah bersusah-susah, sebab aku tidak layak menerima Tuan di dalam rumahku;
7:7 sebab itu aku juga menganggap diriku tidak layak untuk datang kepada-Mu. Tetapi katakan saja sepatah kata, maka hambaku itu akan sembuh.
7:8 Sebab aku sendiri seorang bawahan, dan di bawahku ada pula prajurit. Jika aku berkata kepada salah seorang prajurit itu: Pergi!, maka ia pergi, dan kepada seorang lagi: Datang!, maka ia datang, ataupun kepada hambaku: Kerjakanlah ini!, maka ia mengerjakannya."
7:9 Setelah Yesus mendengar perkataan itu, Ia heran akan dia, dan sambil berpaling kepada orang banyak yang mengikuti Dia, Ia berkata: "Aku berkata kepadamu, iman sebesar ini tidak pernah Aku jumpai, sekalipun di antara orang Israel!"
7:10 Dan setelah orang-orang yang disuruh itu kembali ke rumah, didapatinyalah hamba itu telah sehat kembali.
Butir-butir Permenungan
- Katanya, berbicara tentang hubungan dengan Tuhan, pada umumnya hidup keagamaan menjadi ukuran yang membuktikan keimanan seseorang. Agama dengan segala program dan kegiatannya banyak dipandang sebagai wilayah aura ilahi.
- Katanya, orang yang tekun mendalami dan menjalani agama dan tatanannya biasa dipandang sebagai teladan hubungan mesranya dengan Tuhan. Sementara itu orang yang tidak serius beragama bahkan tak peduli pada agama dipandang sebagai yang jauh dari bahkan memusuhi Tuhan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa hidup beriman berkaitan dengan sikap hati seseorang yang terbuka hormat pada luhur dan baiknya orang lain tanpa batasan suku, agama, ras dan golongan. Dalam yang ilahi sikap seperti ini membuat orang menghayati peduli kasih pada yang papa dan menderita.
0 comments:
Post a Comment