Sunday, September 8, 2013
Sabda Hidup
Senin, 09 September 2013
Petrus Klaver,Frederik Ozanam
Warna Liturgi Hijau
Bacaan
Kol. 1:24 - 2:3; Mzm. 62:6-7,9; Luk. 6:6-11
Lukas 6:6-11
6:6 Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya.
6:7 Ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi mengamat-amati Yesus, kalau-kalau Ia menyembuhkan orang pada hari Sabat, supaya mereka dapat alasan untuk mempersalahkan Dia.
6:8 Tetapi Ia mengetahui pikiran mereka, lalu berkata kepada orang yang mati tangannya itu: "Bangunlah dan berdirilah di tengah!" Maka bangunlah orang itu dan berdiri.
6:9 Lalu Yesus berkata kepada mereka: "Aku bertanya kepada kamu: Manakah yang diperbolehkan pada hari Sabat, berbuat baik atau berbuat jahat, menyelamatkan nyawa orang atau membinasakannya?"
6:10 Sesudah itu Ia memandang keliling kepada mereka semua, lalu berkata kepada orang sakit itu: "Ulurkanlah tanganmu!" Orang itu berbuat demikian dan sembuhlah tangannya.
6:11 Maka meluaplah amarah mereka, lalu mereka berunding, apakah yang akan mereka lakukan terhadap Yesus.
Renungan
Dalam Luk 6:6 dikatakan, "Pada suatu hari Sabat lain, Yesus masuk ke rumah ibadat, lalu mengajar. Di situ ada seorang yang mati tangan kanannya." Lukas memberikan detil derita orang tersebut: mati tangan kanannya. Rasaku Lukas mau menyampaikan sesuatu yang khas dalam detil tersebut.
Biasanya tangan kanan menjadi tangan pokok seseorang. Segala kegiatan banyak dikerjakan dengan tangan kanan. Bahkan tangan kanan pun menjadi istilah untuk menyebut orang kepercayaan. Nah kalau tangan kanan ini mati maka orang pun akan sangat terganggu aktivitasnya. Segala kebiasaannya dan kegiatan yang menggunakan tangan akan sangat terganggu bahkan tidak bisa dilakukan lagi. Maka di sini Lukas merasa perlu menyampaikan detil itu.
Di rumahku ada teman yang kidal. Ia banyak menggunakan tangan kiri. Sekarang ini beliau sudah 2 kali kena serangan stroke dan parahnya tubuh bagian kiri yang terganggu. Keadaan itu membuatnya sulit melakukan aktivitasnya seperti melukis, mematung. Di awal2 sakit membuka tutup botol pun menjadi sebuah perjuangan yang memaksa keringat bercucuran.
Menyaksikan itu aku jadi mengerti kenapa Yesus nekad menyembuhkan orang itu di hari sabat. Orang itu telah menderita karena tidak mampu melakukan aktivitasnya. Ia perlu diselamatkan walau harus melanggar peraturan hari sabat. Marilah kita belajar mengutamakan keselamatan dan memberi harapan hidup walau harus melanggar tata tertib yang ada.
Kontemplasi
Bayangkan dirimu lagi dalam acara protokoler. Ketika acara itu sedang berlangsung tiba-tiba seorang ibu tua datang mendekatimu sambil memohon diberi rotimu. Pengawal2mu sigap hendak mengamankan wanita itu. Bagaimana dengan sikapmu?
Refleksi
Tulislah pengalaman kontemplasimu.
Doa
Tuhan semoga aku lebih mengutamakan keselamatan sesamaku walau harus bertubrukan dengan aturan dan kesepakatan yang telah dibuat. Amin.
Perutusan
Aku akan mempelajari detil persoalan yang kutemui dan segera menyumbangkan pemecahannya..
-bacalah Kitab Suci setiap hari-
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment