Kolom "Pastoral Ketuaan" untuk
beberapa hari ini akan menyajikan tulisan tentang bagaimana menata hidup
batin. Tulisan ini ditulis oleh Henri J.M. Nouwen dalam buku Tarian Kehidupan yang diterjemahkan
secara anonim dan tidak dinyatakan dari penerbit dan percetakan apa.
Keheningan yang Melindungi
Abba Tithoes suatu waktu berkata: "Peziarahan berarti bahwa seseorang harus menjaga lidahnya." Ungkapan itu "Melakukan ziarah haruslah dalam keheningan" ("peregrinatio est tacere) menyatakan keyakinan Bapa-Bapa Gurun bahwa keheningan adalah antisipasi terbaik terhadap dunia masa depan. Argumentasi paling sering mengenai keheningan hanyalah sekedar bahwa kata-kata menjurus ke arah dosa. Karenanya, tidak berbicara adalah cara paling nyata untuk jauh dari dosa. ..... Ide sentral yang mendasari ajaran-ajaran asketis ini adalah bahwa dengan berbicara kita terlibat dalam perkara-perkara dunia, dan sangat sulit untuk terlibat tanpa terjerat di dalamnya dan terpolusi oleh dunia. .....
Hal ini mungkin serasa tidak biasanya bagi kita tetapi paling sedikit marilah kita akui seberapa sering kita ke luar dari suatu perbincangan diskusi, pertemuan umum atau pertemuan bisnis dengan rasa kurang enak hati. Betapa jarangnya suatu perbincangan panjang terbukti berhasil baik dan berbuah? Apakah banyak, kalau tidak paling banyak, kata-kata yang kita gunakan lebih baik tidak kita ucapkan? Kita berbicara mengenai peristiwa-peristiwa duniawi, namun seberapa seringkah kita membuahkan perubahan ke arah perbaikan? Kita berbicara mengenai orang-orang dan sikap-sikap mereka, namun seberapa seringkah kata-kata kita memberikan kebaikan bagi mereka atau kita sendiri? Kita berbicara mengenai ide-ide dan perasaan kita seakan-akan setiap orang tertarik pada hal itu, tetapi seberapa seringkah kita merasa dipahami? Kita bicara banyak hal mengenai Allah dan agama, tetapi seberapa seringkah hal itu memberikan wawasan yang benar bagi kita dan orang-orang lain? Kata-kata seringkali menghasilkan perasaan kalah bagi batin kita. Bahkan kata-kata dapat menciptakan perasaan mati rasa dan perasaan terjebak dalam medan rawa-rawa. Seringkali kata-kata menimbulkan sedikit depresi, atau berada di dalam kabut yang menyelimuti jendela pikiran kita. Pendeknya, kata-kata dapat memberikan kita perasaan sudah berhenti terlalu lama di salah satu desa-desa yang kita lalui dalam perjalanan kita, atau merasa dimotivasi lebih banyak oleh keingin-tahuan daripada oleh pelayanan. Kata-kata seringkali membuat kita lupa bahwa kita semua adalah peziarah yang dipanggil untuk mengundang orang-orang lain ikut dalam perjalanan kita. Peregrinatio est tacere. "Dalam keheningan kita tetap menjadi peziarah".
0 comments:
Post a Comment