Kelahiran Santo Yohanes Pembabtis
Selasa, 24 Juni 2014
Lukas
1:57-66.80
1:57
Kemudian genaplah bulannya bagi Elisabet untuk bersalin dan ia pun melahirkan
seorang anak laki-laki.
1:58
Ketika tetangga-tetangganya serta sanak saudaranya mendengar, bahwa Tuhan telah
menunjukkan rahmat-Nya yang begitu besar kepadanya, bersukacitalah mereka
bersama-sama dengan dia.
1:59
Maka datanglah mereka pada hari yang kedelapan untuk menyunatkan anak itu dan
mereka hendak menamai dia Zakharia menurut nama bapanya,
1:60
tetapi ibunya berkata: "Jangan, ia harus dinamai Yohanes."
1:61
Kata mereka kepadanya: "Tidak ada di antara sanak saudaramu yang bernama
demikian."
1:62
Lalu mereka memberi isyarat kepada bapanya untuk bertanya nama apa yang hendak
diberikannya kepada anaknya itu.
1:63
Ia meminta batu tulis, lalu menuliskan kata-kata ini: "Namanya adalah
Yohanes." Dan mereka pun heran semuanya.
1:64
Dan seketika itu juga terbukalah mulutnya dan terlepaslah lidahnya, lalu ia
berkata-kata dan memuji Allah.
1:65
Maka ketakutanlah semua orang yang tinggal di sekitarnya, dan segala peristiwa
itu menjadi buah tutur di seluruh pegunungan Yudea.
1:66
Dan semua orang, yang mendengarnya, merenungkannya dan berkata: "Menjadi
apakah anak ini nanti?" Sebab tangan Tuhan menyertai dia.
1:80
Adapun anak itu bertambah besar dan makin kuat rohnya. Dan ia tinggal di padang
gurun sampai kepada hari ia harus menampakkan diri kepada Israel.
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, banyak yang menggambarkan bahwa menyatu dengan masyarakat berarti mengikuti arus yang ada dalam masyarakat. Orang akan ikut hal-hal yang ramai dibicarakan dan juga kebiasaan atau adat tradisi yang ada dalam masyarakatnya.
- Tampaknya, orang yang setia pada masyarakat dapat berarti setia kepada apapun yang menjadi tata aturannya. Bertindak yang tidak sejalan dengan arus umum termasuk tata adatnya dapat dicurigai merusak kehidupan.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata bahwa kesetiaan pada masyarakat tidak hanya melandaskan diri pada yang sudah berjalan hingga kini, sehingga orang juga akan berani mengatakan bahkan menghadirkan hal baru. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan selalu bergaul secara segar dan berani menjalani yang baru sekalipun dapat berakibat dipermasalahkan oleh orang-orang lain.
Ah,
yang pokok jangan konflik dengan tetangga dan orang-orang dekat.
0 comments:
Post a Comment