Senin, 23 Juni 2014
Yosephus Cafasso
warna liturgi Hijau
Bacaan:
2Raj. 17:5-8,13-15a,18; Mzm. 60:3,4-5,12-13; Mat. 7:1-5
Matius 7:1-5:
1
"Jangan kamu menghakimi, supaya kamu tidak dihakimi. 2 Karena dengan
penghakiman yang kamu pakai untuk menghakimi, kamu akan dihakimi dan
ukuran yang kamu pakai untuk mengukur, akan diukurkan kepadamu. 3
Mengapakah engkau melihat selumbar di mata saudaramu, sedangkan balok di
dalam matamu tidak engkau ketahui? 4 Bagaimanakah engkau dapat berkata
kepada saudaramu: Biarlah aku mengeluarkan selumbar itu dari matamu,
padahal ada balok di dalam matamu. 5 Hai orang munafik, keluarkanlah
dahulu balok dari matamu, maka engkau akan melihat dengan jelas untuk
mengeluarkan selumbar itu dari mata saudaramu."
Renungan:
Manusia
mempunyai kecenderungan atau bahasa positifnya mempunyai kemampuan
untuk membela diri. Ia akan berusaha mempertahankan diri bila
dipersalahkan. Di sisi lain dorongan membela diri ini mewujud dalam
tindakan membalas, menciptakan suasana agar yang menyerangnya
terkungkung oleh pandangan negatif. Nama dan kepribadiannya dijelek-jelekkan
sedemikian rupa. Semua yang ada dilawannya adalah buruk dan keburukan
itu mesti disebarkan. "Engkau melihat selumbar di mata saudaramu,
sedangkan balok di dalam matamu tidak engkau ketahui?" (Mat 7:3).
Kalau
tidak hati-hati kita memang akan mudah melihat kekurangan orang lain,
walau diri kita sendiri sering lebih buruk. Tidak jarang penglihatan buruk
akan orang lain tidak lepas dari pengakuan akan keburukan dirinya
sendiri. Misalnya dia yang biasa mencuri menuduh sesamanya sebagai pencuri. Ia
yang biasa tidak toleran menuduh sesamanya bertindak berdasarkan SARA.
Ia memproyeksikan segala kebiasaan buruknya kepada orang lain demi
menjatuhkan sesamanya dan mengankat dirinya sendiri.
Kontemplasi:
Pejamkan matamu. Ingatlah ketika anda membicarakan keburukan sesamu, keburukan apa yang kaupancarkan dari penilaian tersebut.
Refleksi:
Keburukan apa yang kaumiliki yang seringkali terlontar pada kata-kata dan tindakan mendiskreditkan sesamamu?
Doa:
Ya
Yesus ampunilah aku. Aku seringkali gampang melihat kekurangan sesamaku
tanpa berani jujur mengakui kekuranganku sendiri. Amin.
Perutusan:
Aku tidak akan segera menyalahkan dan menyebarkan keburukan sesamaku.
Subscribe to:
Post Comments (Atom)
0 comments:
Post a Comment