Kamis, 12 Juni 2014
Matius
5:20-26
5:20
Maka Aku berkata kepadamu: Jika hidup keagamaanmu tidak lebih benar dari pada
hidup keagamaan ahli-ahli Taurat dan orang-orang Farisi, sesungguhnya kamu
tidak akan masuk ke dalam Kerajaan Sorga.
5:21
Kamu telah mendengar yang difirmankan kepada nenek moyang kita: Jangan
membunuh; siapa yang membunuh harus dihukum.
5:22
Tetapi Aku berkata kepadamu: Setiap orang yang marah terhadap saudaranya harus
dihukum; siapa yang berkata kepada saudaranya: Kafir! harus dihadapkan ke
Mahkamah Agama dan siapa yang berkata: Jahil! harus diserahkan ke dalam neraka
yang menyala-nyala.
5:23
Sebab itu, jika engkau mempersembahkan persembahanmu di atas mezbah dan engkau
teringat akan sesuatu yang ada dalam hati saudaramu terhadap engkau,
5:24
tinggalkanlah persembahanmu di depan mezbah itu dan pergilah berdamai dahulu
dengan saudaramu, lalu kembali untuk mempersembahkan persembahanmu itu.
5:25
Segeralah berdamai dengan lawanmu selama engkau bersama-sama dengan dia di
tengah jalan, supaya lawanmu itu jangan menyerahkan engkau kepada hakim dan
hakim itu menyerahkan engkau kepada pembantunya dan engkau dilemparkan ke dalam
penjara.
5:26
Aku berkata kepadamu: Sesungguhnya engkau tidak akan keluar dari sana, sebelum
engkau membayar hutangmu sampai lunas.
Butir-butir
Permenungan
- Tampaknya, untuk membangun hubungan baik dengan Tuhan, orang lain, dan alam ciptaan orang bisa berjuang menjalani agama secara benar. Untuk menjaga kebenaran dalam beragama tersedia aturan-aturan yang menata upacara dan tindak tanduk sehari-hari.
- Tampaknya, dengan mentaati berbagai kewajiban dan larangan yang diatur agama orang dapat berharap mencapai kebenaran hidup. Karena segala tatanan perbuatan ini berjalan dari generasi ke generasi, mendapatkan kebenaran dapat berarti ketaatan menjalankan adat istiadat.
- Tetapi BISIK LUHUR berkata kebenaran hidup beragama tidak terutama terletak pada aturan-aturan perbuatan dan ucapan tetapi di dasarkan pada maksud terdalam di balik rumus dan adat keagamaan. Dalam yang ilahi karena kemesraannya dengan gema relung hati orang akan menemukan aura keutamaan di balik tata lahiriah keagamaan sehingga terbuka pada pembaruan rumus dan aturan.
Wah,
itu berbahaya jadi sesat beragama.
0 comments:
Post a Comment